8.8.11

Salam Kenal (Part 2)

Seperti yang ku ceritakan sebelumnya (di sini ni >> click), bahwa aku dan umi seperti sahabat yg tak bisa dipisahkan. Persahabatan kami tak lekang oleh waktu *aseek. Saat aku memasuki masa remaja, kira-kira saat aku  MTs, umi benar-benar memperlakukanku seperti sahabatnya.

Umi tau kalau aku itu…ehm…pendiam. Aku nggak akan banyak cerita kalau nggak ditanyain duluan.  Di saat2 itu, banyak sekali problemaku dengan teman2, yaa maklum namanya juga lg masa pubertas. Tapi bkn masalah dgn teman aja, tp juga masalah pelajaran.

Bisa dikatakan masa2 MTs ku itu adalah masa2 berjayanya aku. Mulai saat itu, aku mampu berprestasi di bidang akademik maupun non akademik, seperti ekstrakurikuler. Aku dulu menjagokan matematik dan beberapa pelajaran IPA, hingga sekarang pun sepertinya nggak berubah. Lalu, ekskulnya aku ikut tiga. Paskibra, pramuka, dan PMR *rakus banget yah.

Hampir2 aku mau ikutan rohis dan beladiri juga. Tp mengingat waktu dan lokasi tempat kegiatannya kurang kondusif untukku, maka niat itu aku urungkan.

Pernah aku dengar celotehan adik kelas yg membicarakanku di depanku sendiri waktu aku sedang latihan cerdas cermat di ruang kelas, begini katanya ‘ih, kakak itu banyak banget ikut2nya, nggak cape apa ya!?’ dan teman bicaranya hanya tersenyum karena sepertinya ia nggak begitu kenal sama aku. *pede bgt sih, ky byk yg kenal aja.

Tapi sepertinya, aku dikenal banyak teman2 MTs, termasuk guru2, kakak kelas, adik kelas, dll bkn karena ke-eksis-an-ku. Tapi karena aku ini anak salah satu guru di sana yg nggak kalah eksinya, haha.

Karena umi guru di MTs ku, jadi aku sering ke sana meskipun sudah nggak ada jam pelajaran lagi atau sedang libur. Umi senang menyibukkan diri di sekolah, dan aku juga orangnya nggak bisa diam sebenarnya. Gak betah diam, melamun sedikit bĂȘte! Nganggur sebentar, jadi labil! Hehe.

Makanya, kadang kalau ada kegiatan ekstra di sekolahku, aku sering diikutsertakan, karena setiap ada yg ngumpul2 gitu, aku suka ikut nimbrung *sok kenal banget sih; ya emang kenal qo’

Eh iya, pengen pamer sedikit ah, jarang2 kan aku pamer!? Haha *bohong kayaknya, tapi janji ya sedikit aja, hihi, tenang aja, nanti juga ada bagian cerita yg masa2 terpuruknya aku.

Aku pernah ikut serta dalam kompetisi matematik se KKM 12. KKM 12 itu singkatan dari apa ya aku lupa, pokoknya waktu itu hampir 10 Madrasah Tsanawiyah yg ikut serta dalam kompetisi, dan tiap sekolah mengirim 10 sampai 20 siswa/i kelas 2 MTs.

Pelaksanaan kompetisi itu dilaksanan dengan  mengerjakan soal matematika sebanyak 40 soal. Dan di laksanakan di sekolahku karena kapasitasnya cukup untuk jumlah pesertanya. Saat mengerjakan soal-soal itu aku menganggap kalau aku sedang berlatih untuk ujian nanti, bukannya kenapa, habis banyak banget peserta lombanya, tampang2 sainganku pun pintar2 dan percaya diri. Yg berkacamata tebal, pendiam dengan gayanya yg cool, gitu deh. Aku? Aku emang dianggap pemdiam sama orang2, tp suka cengengesan  aja.

Namun Alhamdulillah, aku merasa bisa mengerjakannya dengan sangat baik. Selesai tepat waktu. Dan di saat itu aku hanya ada rasa penasaran dengan poin yg akan ku peroleh, nggak ada pikiran jadi pemenang, gak tau knapa, mungkin krn dari awalnya nggak pede tadi kali, haha.

Dua minggu kemudian, saat apel senin berlangsung, ibu wakil kepala sekolah yang sekaligus guru matematika di sekolah, yg kami anggap master guru matematik di sekolah, mengumumkan nilai tertinggi alias pemenang kompetisi matematika se KKM 12. Katika beliau menyebutkan pemenangnya, kami semua tak cepat merespon, karena beliau menyebutkan nomor kode pesertanya.

Beliau menyampaikan sebelumnya kalau yg pertama disebutkan adalah peserta dengan poin tertinggi, jadi yg disebutkan otomatis adalah mulai dari juara pertama.

Aku terkejut, ngerasa nggak percaya, ragu-ragu, pokoknya masih belum ngerasa senang karena masih ada perasaan nggak percaya kalau yg pertama disebutkan adalah kode pesertaku.

Puji syukur kepada Allah, yang telah memberi nikmat setelah adanya perjuangan. Padahal aku sebelumnya merasa nggak ada perjuangan, karena mengerjakan soal matematik setiap kali ada waktu luang aku anggap sebagai iseng2, apalagi ngerjainnya kadang bareng teman2 yg senang matematik juga, sambil main2, hehe.

Tapi sayang, aku nggak dapet piala, ada sih piala penghargaan dikompetisi itu, tapi untuk sekolahku, pialanya ditaro di kantor sekolah. Aku hanya mendapatkan uang beberapa rupiah, lumayan untuk traktir teman2 dan menambah uang jajan , hihi.

Aku senang ikut2an kompetisi. Kompetisi dalam bidang non akademik, dalam bentuk grup, aku pernah ikut, lomba memasang tandu, lomba menggambar layang2, dan lomba gerak jalan.

Kalau lomba memasang tandu itu karena aku memang anggota PMR di sekolah. Kedengerannya memang gak penting gtu ya ‘memasang tandu?apa coba?!!’ haha, jangan salah…, masang tandunya, tandu darurat yg pke dua bambu panjang dan tali…. (lupa ah namanya), dan itu dipasang harus dalam waktu 3 menit! Klo tmn2 yg pernah ikut pramuka, pasti ngerti rumitnya menyimpul tali. Begitulah kira2. Dan hasilnya, aku dan teman2 kalah J

Lomba menggambar layang2 waktu itu karena memang salah satu perusahaan minuman bersoda, sebut saja namanya ‘Fanta’. Haha…, emang itu namanya! Mereka menyelenggarakan lomba menggambar layang2 sekotamadya Jakarta Barat, jd pesertanya seluruh ank SMP sederajat di Jakarta Barat. Gak kebayang kan bejubelnya tu lokasi perlombaan. Kami menggambar layang2 di atas aspal di bawah terik matahari, lagi adem2nya deh pokoknya. Tp aku optimis, klo aku gak akan menang. Soalnya aku emang gak suka dan gak bisa menggambar. Aneh juga guruku mengikutsertakan aku di perlombaan itu, ckck.

Kalau lomba gerak jalan aku ikut dua kali. Pertama yg diselenggarakan oleh PMI pusat untuk se-DKI Jakarta (pesertanya ank2 PMR), dan yg kedua diselenggarakan oleh Departemen Agama (pesertanya org2 beriman :D). Untuk kali ini, aku dan teman2 memenangkan perlombaan, horeey…horeey. Yg dselenggarakan PMI, kami juara kedua, klo yg Depag juara pertama. Ckckck, aku sama tmn2ku pd jago2 deh klo urusan jalan, haha. Ehh, tp bkn krn itu jg, itu krn sewaktu lomba, kami semangat dan kompak. Karena yg dinilai memang dari kekompakan gerakan, yel2, sama kecepatan waktu. Hmm….lumayan, bisa menyumbang 2 piala untuk sekolah ^^

Kayaknya itu aja sumbangsih yg bisa aku kasih ke sekolah. Kalau mengingat terus masa2 itu, aku kangen banget sekolah itu. Yg mampu mencetakku menjadi anak yg (lumayan) berprestasi. Di saat2 itu, aku adalah jiwa yg begitu bebas dan kuat. Aku mampu mendapatkan apa yg ku mau, karena aku selalu memberanikan diri untk melakukan apa aja, dan aku slalu yakin. Keyakinanku begitu kokoh. Apakah itu yg bs membuatku disebut sebagai ank yg keras kepala?!!, ahh trserah aja, yg penting umiku menganggap aku ank yg membanggakan. Dan mungkin memang cuma umi yg tau aku.

Dan di balik itu semua, aku mengakui kalau umi berhasil mendidikku, sehingga aku mampu menjadi seperti yg beliau mau di saat itu. Ya, hanya di saat itu. Karena umi dipanggil Allah saat aku baru kelas 1 Aliyah semester genap. Jadi aku nggak tau selanjutnya apa yg diharapkan umi dariku. Yg pasti semua yg baik2. Tetap jd juara kelas, berprestasi di bidang apapun, jd gadis baik2 yg disukai semua orang.

Tapi sedih banget, karena aku nggak bisa seperti sedia kala. Saat kepergian umi aku berubah jd gadis yg rapuh, cengeng, minder, senang melamun, pasif, cenderung memikirkan masa lalu, dan itu membuat aku suka nggak nyambung klo diajak ngomong sama org.

Mungkin, karena aku blm terbiasa ksepian mendadak gtu. Sebelumnya, aku punya sahabat yg bgtu setia, tiba2 ia menghilang dan aku harus menghadapi dunia baruku seorang diri. Terlebih lagi aku masuk ke Aliyah di Pondok Pinang yg terkenal byk modelnya itu cuma sendiri dr MTsku.

Aliyah yg banyak modelnya,, itu tu…MAN 4 Model,… yg model itu sekolahnya, bkn murid2nya ^^

0 komentar:

Posting Komentar