16.11.10

KARAWANG

Hmmmm…..jadwal kuliah dalam seminggu nggak ngepol alias gak full. Dalam seminggu ada beberapa hari yang kosong, kalo nggak salah hari senin, rabu, dan sabtu. Bosan sekali gw hanya berdiam diri tanpa kegiatan berarti di kosan. Kerjanya hanya makan, mandi, tidur, ibadah, ngerjain tugas kalo ada tugas, nonton tv, ketawa. Mau pulang ke kampung halaman udah terlalu sering, apalagi belum ada seminggu gw baru aja balik dari sana.

Ngapain ya yang asik…?!! Mulai memutar otak, mencari cara bagaimana agar di hari-hari kosong ini gw nggak ngerasa jenuh.

Sempat terpikir untuk pergi ke kawasan kota tua Jakarta Pusat, tapi niat itu gw urungkan, karena hitungannya itu sama aja gw pulang ke kampung halaman, nanti ujung-ujungnya pulang ke rumah :D.

Lalu…, dengan cepat gw menghubungi teman kuliah satu jurusan yang dulu pernah ngajak gw untuk ikut dia pulang ke kampung halamannya. Gw menghubungi dia karena gw berpikir kalo dia belum pulang ke kampungnya dan masih ada di kosan. Secepatnya gw sms dia sebelum dia berangkat, maksudnya supaya gw bisa ikut pergi bareng teman gw itu.

Begitu dapet balesannya, yaaahh…, ternyata dia udah di Karawang. Kumaha iyeu?!! Gw udah pengen banget ikut dia dan gak tau lagi mesti ke mana. Hmmmmm…, ya sudahlah, tak perlu risau. Akhrinya, gw mengambil keputusan seperti yang sebelum-sebelumnya gw lakukan. Gw tetap berangkat ke Karawang, meskipun sendiri dan belum pernah ke sana.

Caranya sangatlah gampang, gw cukup meminta teman gw itu menjelaskan bagaimana caranya supaya gw bisa sampai di sana dengan selamat dan utuh. Naik kendaraan apa aja, dan berapa ongkosnya.

Berbekal baju salinan sepasang, alat mandi, alat lenong, dan item lainnya yang mesti dibawa untuk menghindari kejenuhan selama di perjalanan, gw pergi seorang diri menuju terminal Baranangsiang, Bogor. Dengan jiwa pemberani gw yang tergolong nekat, gw naik bis AgraMas jurusan Karawang-Bogor. Berbeda dengan AgraMas jurusan Lebak Bulus-Bogor, AgraMas yang menuju Karawang selalu menunggu penumpang penuh meskipun udah lebih dari setengah jam ngetem.

Eufff….sumpekk!! untung gw duduk di pojok dekat kaca, kalo di tengah atau di pinggir gak kebayang pengapnya karena terjepit penumpang lain meskipun itu bis full AC. Setelah bis sudah padat, maka supir pun melaju meninggalkan kota Bogor.

Selama di perjalanan gw sibuk sms-an dengan teman gw yang udah sampai di Karawang itu untuk meminta penjelasannya supaya gw nggak nyasar. Dua jam perjalanan gw dengan diantar bis AgraMas itu sampai di kawasan yang kanan kiri jalannya membentang luas lautan padi, padiiiii semua, jarang banget ada pohon-pohon besar apalagi rumah penduduk, itu berarti gw udah sampai di Kabupaten Karawang.

Kurang lebih 3 jam gw sampai di terminal Klari. “Bade kamana teh?? bla? bla? bla?”, tanya para calo kepada gw dengan bahasa sunda yang agak kaku *mungkin pendatang, sambil menyebutkan nama-nama tempat yang gw nggak ngerti, bagai selebritis yang diserbu berbagai pertanyaan oleh wartawan media massa. Tapi gw hanya berlalu sambil menggelengkan kepala untuk mewakili jawaban “nggak”, dan kali ini juga bagai selebritis yang sok sibuk dan gak mau beritanya tereksplor. Lalu gw naik angkot sesuai petunjuk teman gw itu dan turun di depan pom bensin.

Gw mulai celingukan mencari teman gw. Sambil telpon-telponan lihat kanan-kiri, tak tampak juga batang hidungnya, padahal dia bilang udah ada di sekitar pom bensin. Nahhh…loo!!!, gw mulai cemas, jangan-jangan gw salah turun dan pom bensin ini bukan yg dimaksud teman gw!

Hampir aja ada pikiran mau naik angkot lagi untuk nerusin parjalanan, tapi ahh…untung aja otak gw memberi kesempatan berpikir dua kali, pom bensin ini kan luas, mungkin aja dia ada di sisi pom yang lain. Kemudian gw coba jalan ke persis depan dan tengah-tengah pom sambil celingak-celinguk. Dan ternyata benar, teman gw itu ada di sisi sebelah kiri pom, sedangkan gw nunggu di sisi kanan pom.

Karena gw berangkat dari Bogor agak siang, maka gw sampai di Karawang juga terlalu siang. Gw di sana disambut dengan hangat oleh keluarga Novi, ya…, Noviana Dwiastuti, cewek keturunan Boyolali yang lahir dan besar di Karawang.

Karena gw ke sana memang tujuannya untuk jalan-jalan dan menghilangkan suntuk, maka siang itu juga gw langsung mengajak Novi jalan-jalan *terbalik ya harusnya Novi yg ngajak gw :D. Keliling di sekitar perkotaan Karawang mencari tempat yang asik dan khas, di antar dengan mobil angkot berplat ‘T’.

Novi menunjukkan gw mall terbesar di Karawang, namanya mall Karawang. Lalu kita berdua masuk meskipun cuma sekedar hunting barang-barang yang sebenarnya bisa di cari di mana aja. *yang berarti, gak penting banget jauh-jauh ke Karawang malah ke mall. Liat ini, liat itu, masuk ke ruang ganti, coba yang ini, coba yang itu, biasalaah cewek, suka laper mata. Dan sampai lelah, kami keluar dari mall itu, tanpa membeli apa-apa! XD

Hmmm…laparr!!! Udah siang dan hampir sore perut belum juga di isi, maka kita melanjutkan ekspedisi kota Karawang.

Menelusuri jalan di pertengahan kota goyang ini untuk mencari sesuap nasi, haha…. Sayang seribu sayang. Lagi-lagi pilihan kita yang nggak banget. Kita memilih mie yamin untuk pemanis perjalanan kita ini. *padahal mie yamin di Bogor juga banyak. Ternyata di Karawang nggak terlalu menonjolkan ke-khas-annya seperti makanan khas, cinderamata, dll.

“Dua porsi mie yamin dan dua gelas es teh manis”, sebagai pelengkap cerita gw di Karawang. Suara cekakak-cekikik kita mengundang penasaran orang. Mereka yang makan di sana menoleh hampir serempak ke arah kita karena penasaran dengan apa yang kita lakukan sehingga mengeluarkan suara tawa yang menggelitik. Meskipun cuma berdua, kita berusaha membuat suasana seperti rame-rame, seru.

Tembak sana tembak sini, kita foto-foto hingga entah apapun yang difoto, bahkan tukang mie yamin dan pegawai-pegawainya pun mau gw foto, tapi nggak jadi karena udah kepergok duluan. Semua itu gw lakukan semata-mata untuk mengabadikan momen penting nggak penting itu.

Suasana di tempat mie yamin itu cukup rame, karena memang dekat dengan lapangan olahraga. Pergi satu datang tiga, pergi tiga datang dua, dan sampai beberapa kali ganti pembeli mie yamin kami belum juga beranjak. Sampai sang penjual merasa risih dengan keberadaan kita yang sebenarnya nggak ganggu-ganggu banget akhirnya kita pergi.

Pergi asal jalan, semau kaki melangkah. Karena gw memang orangnya tukang jalan, maka jarak yang hampir 1 km pun gak jadi masalah, sambil menelusuri kota surga padi itu. Sejauh mata memandang, di sisi kanan kiri jalan, terhampar padi sawah. Hijauuu semua, karena memang belum musim panen.

Sore hari pun menegur kita, matahari yang tadinya membakar ubun-ubun kini menyorot mata seperti lampu tembak. Waktunya shalat ashar. Gw masih kepingin jalan dan belum mau pulang, untuk itu Novi mengajak gw ke masjid terdekat. Kebetulan ini berada di pusat kota, masjid yang gw kunjungi pun masjid Agungnya, masjid terbesar di Karawang, Masjid Agung Karawang.

Selesai shalat, kita duduk-duduk santai di halaman masjid, di bawah pohon kelapa sawit afrika, sambil menikmati es dawet. Memang adem rasanya angin semilir-semilir yang bertiup di sekitar masjid manapun, hingga gw dan Novi pun betah obral-obrol di sana. Dan yang nggak ketinggalan, yaitu mengabadikan momen dengan berpose yang sekali lagi penting nggak penting itu di masjid terbesar Karawang ini.

Hari mulai gelap, waktunya pulang ke rumah Novi, meskipun dalam hati gw masih pengen jalan-jalan yang tanpa rencana itu. Kita pulang dengan wajah lesu karena kelelahan melalui jalan yang sama waktu perginya.

Sesampai di rumah, Novi ditegur sang mamah karena pulangnya kesorean. Uppss..!! gara-gara gw si Novi jadi dapet teguran halus, hehe…. Karena mungkin memang Novi jarang pulang dari bepergian sampai terlalu sore menjelang maghrib seperti waktu itu. Beda dengan gw yang wara-wiri bebas ke mana pun gw suka *tentunya udah diizinin.

Kita istirahat di rumah sambil mengumpulkan kembali tenaga yang cukup terkuras akibat jalan-jalan yang nggak penting-penting banget itu, karena esok harinya kita mesti balik ke Bogor untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai mahasiswi, kuliah Etika Bisnis yang di bawakan oleh Bpk. Asi Napitupulu.

Praktikum Penyuluhan

Penyuluhan merupakan proses pendidikan non formal yang digunakan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan/tindakan warga yang disuluh (perseorangan, kelompok, dan massa) agar dapat memecahkan masalah dan berlaku agribisnis yang lebih efisien dan inovatif.

Dalam proses penyuluhan, secara langsung dan tidak langsung terjadi suatu komunikasi antara penyuluh dan yang disuluh. Syarat komunikasi dalam penyuluhan antara lain :

(1) Prosesnya haruslah komunikatif, isi pesannya harus bermakna bagi orang yang disuluh. Dengan anjuran/saran/alasan yang bermakna ini akan mengobarkan imajinasi, yang selanjutnya membuat orang tergerak baik mental maupun fisik.

(2) Caranya harus persuasif dan bukan paksaan

(3) Dapat diterima dengan menyenangkan

Karena kegiatan penyuluhan ini hanya bertujuan untuk melatih kemampuan berkomunikasi dengan massa, maka pada pelaksanaan praktikum penyuluhan yang saya lakukan bersama teman-teman satu kelompok, dilakukan terhadap anak SMP kelas 3 di Kabupaten Bogor. Dan kami mengambil judul “Berbisnis dengan Kelobot Jagung”. Di sini kami mengharapkan siswa-siswi SMP ini dapat termotivasi dan terasah kemapuan/potensinya dalam berinovasi pada lembaran-lembaran kelobot jagung.

Jagung merupakan komoditi penting yang dimanfaatkan penduduk Indonesia sebagai komoditi pangan. Bahkan, seiring perkembangan zaman, jagung dimanfaatkan oleh Negara asing sebagai penghasil bioethanol. Namun, dalam proses produksinya, yang kebanyakan dimanfaatkan pada jagung hanyalah bijinya, sisanya hanya dimanfaatkan sebagai bahan kebutuhan yang kurang bernilai ekonomis. Seperti batang yang hanya dimanfaatkan untuk ajir, daun untuk pakan ternak, atau bahkan ada yang diabaikan hingga membusuk.

Di sini, kami mencoba memberikan suatu clue berupa ide inovasi kreatif agar pemikiran siswa terpancing dan termotivasi untuk melakukan kegiatan kreatif ini maupun kegiatan yang sejenisnya. Memanfaatkan kelobot jagung untuk membuat handycraft merupakan kegiatan yang dapat mengatasi masalah sampah organik serta dapat menghasilkan karya yang bernilai ekonomis.

Kelobot jagung yang telah kering dapat dibuat menjadi bros cantik, bingkai foto, boneka, bahkan pakaian.

Saat melaksanakan penyuluhan, kami memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya serta mencoba sendiri untuk membuat prakarya dari kelobot jagung tersebut. Suatu kegiatan penyuluhan dapat dikatakan berhasil apabila penyuluh mampu dan berhasil mempengaruhi pola pikir, pengetahuan, dan hasrat para suluh, sehingga para suluh memperoleh pengetahuan dan informasi yang lebih luas, serta hasrat untuk melakukan kegiatan tersebut meningkat.

11.11.10

Alasan Menjadi Vegetarian

Menjadi seorang vegetarian merupakan salah satu hal untuk menjalani pola hidup sehat. Pelaku vegetarian akan merasakan begitu banyak manfaat dari hasil konsumsi sayuran-sayuran segar. Sudah banyak hasil penelitian yang menyebutkan kebaikan atau keuntungan menjadi vegetarian. Untuk itu, jangan ragu untuk menjalani pola makan vegetarian. Aturlah komposisis hidangan secara seksama, dan dapatkan tubuh sehat dan langsing. Beberapa manfaat atau keuntungan menjadi vegetarian di antaranya :

Umur Anda lebih panjang

China health project menemukan bahwa orang-orang Cina yang memakan lemak hewani paling sedikit, memiliki risisko paling kecil mengidap kanke., penyakit jantung, dan penyakit degenerative kronis lain seperti kencing manis. Penelitian lain dilakukan di Inggris selama 12 tahun, melibatkan 6000 vegetarian dan 5000 pemakan daging. Hasilnya, pelaku vegetarian yang meninggal karena kanker 40% lebih rendah daripada pemakan daging, sedangkan yang meninggal karena penyakit lain 20% lebih rendah.

2. Menjaga kesehatan jantung

Kematian akibat penyakit jantung semakin meningkat. Bahkan , dinegara kita, Indonesia, penyakit jantung sudah menjadi pembunuh nomor satu. Hal ini disebabkan antara lain karena pola makan yang salah, meningkatnya kolesterol darah, kurang gerak badan, dan stres.

3. Jauh dari ancaman kanker

the national cancer institute mengatakan wanita yang setiap hari menyantap daging berpeluang empat kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan yang tidak makan daging setiap hari. Sebaliknya, risisko mengidap kanker pada wanita yang melahap sayuran setiap hari berkurang 20-30%. Studi lain yang dilakukan di Jerman menyimpulkan sistem kekebalan tubuh kaum vegetarian lebih efektif membunuh sel tumor daripada sistem kekebalan para pemakan daging. Sayur mayur melindungi mereka dari kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker kulit.

4. Tubuh menjadi langsing

Pada umumnya pelaku vegetarian memiliki tubuh lebih langsing daripada pemakan daging. Alasannya, sayuran yang kaya protein seperti taoge, kacang merah segar, bayam merah, daun kacang panjang mengandung lemak dan kalori lebih rendah daripada standar dari diet. Tak heran jika pelaku vegetarian jarang terserang penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan seperti penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus.

5. Timbunan racun dalam tubuh akan terkuras

Tidak makan daging membantu membersihkan timbunan racun dalam tubuh, yang dapat menimbulkan penyakit. Contohnya polusi lingkungan maupun bahan tambahan makanan (food additives) seperti zat pengawet, zat pewarna, pemanis sintetis, dll.

6. Tulang semakin kokoh

Kelebihan protein mengganggu penyerapan dan retansi kalsium, sehingga mendorong tubuh menguras kalsium yang dapat mengakibatkan penyakit rapuh tulang (osteoporosis). Protein hewani menyebabkan darah bersifat asam. Guna mengimbangi keadaan tersebut, tubuh mencuri simpanan kalsium dalam tulang. Pengurangan simpanan kalsium tulang menjadikan kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi rapuh.

7. Selalu lancar ‘ke belakang’

Mengonsumsi banyak sayuran berarti mengonsumsi banyak serat yang berfungsi untuk membantu mendorong sampah makanan keluar dari tubuh. Hasil penelitian di AS menyimpulkan bahwa serat jarang mengalami sembelit, penyakit wasir, dan gangguan usus.

8. Tidak menderita sakit punggung

Sakit punggung dapat disebabkan karena adanya gangguan pada pembuluh arteri. Dengan mengonsumsi makanan nabati, pembuluh arteri menjadi bersih dari endapan kolesterol. Kelebihan kolesterol mengakibatkan penyumbatan yang dapat menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung koroner. Dengan demikian, mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dapat mempertahankan kesehatan punggung Anda.

(Sumber : Nirmala, 2008)

Pola Makan Berdasarkan Golongan Darah

Setiap orang memiliki pola makan yang berbeda-beda, dan hal itu tergantung pada selera masing-masing induvidu. Dalam hal memilih makanan, terkadang orang meras akan efek yang berbeda-beda dari kasil konsumsi makanan yang mereka makanan meskipun jenis dan jumlahnya sama. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap orang memiliki perbedaan dalam hal kecocokan makanan dengan sistem pencernaannya.

Contohnya seperti, dua anak remaja perempuan yang umurnya sama apabila dalam seminggu mereka mengonsumsi makanan yang jenis dan jumlahnya sama maka pertambahan berat badannya bisa tidak sama. Hal itu disebabkan karena salah satu faktor yang ada dalam diri mereka. Dalam hal ini dibedakan pola makan berdasarkan golongan darah.

Golongan darah A

Untuk menjaga kesehatan tubuh dan tetap terlihat awet muda, Anda harus

mengenali karakter dasar kesehatan Anda. Ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh dan timbunan racun radikal bebas dapat mengganggu kesehatan tubuh. Untuk mencegah penunpukan radikal bebas, terapkan pola makan alami dan serba nabati (vegetarian). Batasi ikan dan daging unggas, hindari daging ternak seperti daging sapid dan daging ayam ras. Sistem pencernaan orang bergolongan darah A kurang mampu memproduksi fosfatase alkalin dan asam hidroklorat, yang membuat tubuh sulit mencerna makanan hewani, khususnya daging. Bila pola makan tidak diatur dengan baik, Anda rawan menderita keropos tulang.

Golongan darah AB

Rendahnya kemampuan tubuh pemilik golongan darah AB untuk menghasilkan enzim fosfatase alkalin memicu tingginya ancaman keropos tulang (bahkan paling tinggi di antara pemilik golongan darah lainnya). Seperti halnya pemilik golongan darah A, tubuh Anda rentan pada gangguan penyempiitan/penyumbatan pembuluh darah, dan penyakit yang akan timbul yaitu stroke dan serangan jantung.

Golongan darah O

Pemilik golongan darah O dikaruniai sistem pencernaan yang mampu menghasilkan enzim pencernaan protein hewani, yakni fosfatase alkalin dan asam hidroklorat secara melimpah. Dengan demikian, kemampuan tubuhnya mencerna makanan hewani lebih baik. Tetapi perlu diingat bahwa asupan makanan hewani yang dikonsumsi tersebut harus dipilih yang rendah lemak dan disantap dengan makanan sehat lainnya yang berserat tinggi. Makanan hasil olahan tepung terigu sebaiknya dihindari. Sebaliknya, konsumsi sayur dan buah segar justru wajib dikonsumsi sebanyak-banyaknya.

Golongan darah B

Seperti pemilik golongan darah O, sistem pencernaan pemilik golongan darah B mampu memproduksi fosfatase alkalin penncerna hewani secara berlimpah. Namun, setelah usia pertengahan (35-40 tahun), produksi fosfatase mulai menurun. Bila tidak berhati-hati dengan pola makan, proses penuaan bisa berlangsung lebih cepat. Tubuh Anda akan lambat mengalami proses penuaan bila kombinasi makanan Anda seimbang antara daging, ikan, susu (terutama susu fermentasi), buah-buahan segar, dan sayur mayor.

(Sumber : Nirmala, 2008)

9.11.10

Cinta (monyet)

Baru kali ini gw mau ngebahas tentang cinta di blog. Sebelumnya udah pernah belum ya…!? Kayaknya belum! Tau ah, lupa!
Entah kenapa rasa ingin ngebahas masalah cinta ini begitu menggebu-gebu., *gak segitu lebaynya sihh. Apakah gw sedang kasmaran seperti anak-anak remaja yang baru ngerasain jatuh cinta alias puber!? Atau gw sedang merindu dendam kepada seseorang!? Ataukah justru gw sedang patah hati karena cinta *oooh!?
Pertanyaan-pertanyaan di atas memang nggak sepatutnya dijawab di sini, karena pertanyaa-pertanyaan tadi hanyalah bualan gw saja agar kalian terpancing untuk penasaran *ikan kalee dipancing.
Sepertinya gw masih terlalu tabu untuk ngomongin masalah cinta. Agak merinding nyebutnya, halahh. Karena gw merasa masih terlalu hijau untuk ngebahas hal-hal yang membawa kita ke kedewasaan ini. Hahaha, kaya daon ijo!
Cinta itu, bagi gw adalah kata yang terlalu sensitif untuk disebutkan. Kalau kita menyebutkannya kepada teman-teman perempuan saja, sahabat misalnya, tetap aja merasa canggung dan suasana perbincangan seketika berubah menjadi kaku. Jangankan menyebutkannya, mendengarnya aja bisa menggelitik jantung sehingga ia lebih cepat memompa darah ke seluruh tubuh kita. Tak jarang para perempuan melakukan kegiatan yang namanya curhat. Curhat apapun termasuk curhat masalah cinta *meski gak semua cewek kayak gini. Ajaibnya, ketika mereka curhat masalah lain selain cinta, kedua belah pihak begitu hangat dan tidak canggung. Namun, setelah beralih ke persoalan cinta, tiba-tiba suasana obrolan yang tadinya hangat menjadi lebih dingin, sungkan, malu dan memalukan, (buat orang yang curhat) yang tadinya anteng jadi banyak gerak, dan banyak lagi.
(mungkin) terlebih lagi ngomongnya sama cowok, WOW!! Hahah, kalau yang satu ini gw kurang berpengalaman, paling cuma jadi pendengar yang baik para lelaki yang sedang jatuh hati, atau patah hati sama cewek idamannya itu. *dan gw gak nyangka kalau cowok itu bisa melankolis juga, xixixi…. ^^
Saat masih duduk di bangku MTs (SMP), gw adalah orang yang paling banyak menyimpan rahasia para cewek-cewek yang sedang dirundung asmara, wkwkwk. Segala cerita tentang cinta (monyet) mereka dibagi ke gw. Mulai dari temen yang lagi kasmaran, lagi seneng-senengnya pacaran, saat perang dingin dengan sahabat sendiri karena pacar, waktu marahan sama pacarnya sendiri, bahkan sampe cerita mereka putus.
Tapi semua itu ternyata sangat bermanfaat jg untuk diri gw. Karena sering berhadapan dengan orang yang matanya berbinar-binar karena sedang jatuh cinta, dengan orang yang cemberut mengerut karena sedang kecewa akibat cemburu, dan dengan orang yang menangis pilu karena belum lama putus dengan sang pacar, maka pemikiran gw tentang cinta jauh lebih luas, jiahahaha… XD.
Di usia gw yang terbilang cukup dewasa ini, gw udah mengumpulkan referensi pelangi cinta :D. mungkin gw bisa lebih mengerti cara menyikapi syndrome cinta, mulai dari jatuh cinta, senang karena cinta, cemburu, patah hati, dan lain-lain. Kuncinya hanyalah ikhlas, haha…yupp!!
Gw punya kalimat yang mungkin bisa dijadikan rujukan atau motivasi bagi para pecinta : “Jika kau mencintai seseorang, maka bahagiakanlah hatimu dengan mengikhlaskannya”
Cinta memang suatu hal yang ajaib, yang jika seseorang bermain dengannya akan terlena tak ingin berhenti. Cinta itu, jika ditinggalkan dapat membuat penasaran, dan jika dihampiri dapat membunuh pelan-pelan. Tapi gw nggak setuju dengan ungkapan ‘cinta itu dapat merubah rasa t*i menjadi cokelat’. Itu mah cinta apa gila! Kalau mau cokelat, udah aja beli cokelat, gak usah pake berurusan dengan cinta terus makan t*i.
Berbagai opini tentang pengertian cinta memang gak bisa dipaksakan mana yang benar. Karena semua orang berhak dan pernah merasakan hal ini dengan takaran dan sambutan yang berbeda-beda. Gw sebagai manusia normal yang pernah merasakan cinta *ciee, mengartikan cinta itu adalah suatu hal yang ghaib. Datangnya secara halus tanpa sepengetahuan manusia yang nantinya akan merasakan cinta. Adanya ia sangatlah nggak beralasan. Beda halnya dengan rasa suka. Jika orang hanya sebatas suka atau kagum, mungkin ia bisa menyebutkan alasannya, biasanya cenderung kepada hal-hal yang positif, misalnya seorang cowok suka dengan cewek karena ia cantik, pintar, humoris, ramah, dan sebagainya. Namun, cinta tidak demikian.
Cinta memiliki kekuatan, beda halnya dengan sebatas suka. Jika rasa suka bisa dipatahkan dengan nampaknya suatu keburukan dari orang yang ia kagumi, maka cinta tetap bertahan dengan menerima apa adanya *prikitiww…!! ‘Cinta tak melihat getah yang melekat pada baju putihmu’ *suiuitt..!!
Intinya sih,, cinta itu anugerah terindah pemberian Tuhan kepada manusia untuk dijaga keberadaannya. Cinta kepada diri sendiri, cinta kepada keluarga, cinta kepada kerabat, dan cinta kepada sesama :)

Jakarta Punya Siapa

Jakarta dikepung banjir dan macet. Kata Benyamin S. “Jakarta kebanjiran…..”. Kalau lihat lagi film ‘Si Doel Anak Sekolahan’ Jakarta tak sesumpek dan sekelabu sekarang. Dulu begitu hijau, fresh, damai, tenang, dan nyaman. Yaa…meskipun Jakarta dulu adalah sebuah kampung yang masih banyak kebun dan sawah.

Sekarang image Jakarta tak lagi sebuah perkampungan yang jalannya masih tanah, tapi sekarang sudah menjadi jalanan aspal, bahkan jalan setapak pun di baluri semen. Sebuah kota yang terkesaan mewah dan elegan, karena dihiasi gedung-gedung bertingkat dengan dinding berkaca. Lampu-lampu penerang jalan sekaligus pemboros energi kota ini. Belum lagi mobil-mobil mewah yang lalu lalang kian bertambah jumlahnya tiap tahun.

Sekarang lagi jamannya Jakarta dilanda banjir dan macet. Dua kata itu sudah menjadi image Ibu Kota Indonesia ini. Agak malu saya menyebutkan image banjir dan macet itu milik ibu kota Negara. Lalu…??? Kenapa ya Jakarta bisa jadi kota yang serunyam ini??? APA dan SIAPA yang menyebabkan semuanya menjadi seperti ini??!!

Jakarta itu kota yang sempit. Saya katakan sempit karena jumlah masyarakatnya sangat banyak, namun wilayahnya tak cukup untuk menampung masyarakat yang sebanyak itu. Saking banyaknya, ada yang rela tinggal di bukan tempat tinggal, seperti di pinggiran sungai, pinggir rel kereta, di kolong jembatan, dan lain sebagainya. *mau nyanyi dulu ah sedikit “lebih baik di sini, rumah kita sendiri…, segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa, semuanya ada di sini…..” apa hubungannya dengan kota Jakarta?!

Lagu ini sebenarnya hanyalah sindiran bagi masyarakat-masyarakat yang hijrah ke kota sumpek ini dan mereka tak tahu arah mau apa dan ingin ke mana. Padahal lebih baik mereka tetap tinggal di daerah mereka masing-masing dengan tenang dan bersyukur atas keadaan yang meskipun hanya sekedar cukup untuk hidup *tentunya cara bersyukurnya ada usahanya juga. Yaa daripada keberadaannya hanya membuang-buang ongkos yang ujung-ujungnya hanya membuang-buang sampah tanpa memberikan kontribusi ke kota yang katanya memiliki sensitivitas tinggi ini.

Kalau membicarakan APA atau SIAPA yang menyebabkan kota Jakarta sering kebanjiran dan macet, jawabannya bisa beragam, sesuai subjek yang ditanya. Jika yang ditanya adalah pihak pemerintah, maka mereka akan menyalahkan masyarakat. Jika yang ditanya adalah masyarakat, maka sebagian besar tentunya akan menyalahkan pihak pemerintah.

Menurut saya sih yang salah dua-duanya. Ya, pemerintah sekaligus masyarakatnya. Saya masuk dalam kategori subjek, maka jawaban saya pun subjektif, betul tidak!? Dan perlu diketahui, setiap jawaban sebenarnya hanyalah berupa opini, setuju atau tidak para pembaca, itu semua tergantung pola pikir tanggapan para pembaca sendiri. Di sini saya hanya berperan sebagai seorang rakyat jelata yang telah merasakan nikmatnya kesengsaraan rakyat kecil namun berusaha ingin berempati kepada pihak pemerintah juga. *kesengsaraan dalam arti menerima akibat dari kurangnya kebijaksanaan dari pemerintah.

Saya mengatakan kedua belah pihak yang bersalah karena memang tidak secara mutlak pihak pemerintah atau masyarakat yang melakukan kebodohan-kebodohan. *bukan berari saya pintar sendiri karena mengatakan mereka melakukan kebodohan, karena tentunya saya masuk ke dalam kategori masyarakat. Sudah bagus dengan tata kota yang hijau dengan tempat resapan air yang banyak, tapi pemerintah membiarkan orang-orang yang entah datangnya dari mana membangun bangunan-bangunan besar yang muatannya bisa untuk 50 kepala tapi ternyata hanya dihuni 2-3 kepala. Belum lagi investor-investor asing yang dibiarkan merebut lahan milik tuan rumah, dan selanjutnya lahan tersebut dibangun gedung-gedung yang manfaatnya hanya untuk sekedar hura-hura seperti mall, dan bangunan-bangunan lain yang tidak mempedulikan wilayah resapan air yang mereka rebut.

Belum lagi segala jalanan diaspal dan disemen demi memanjakan orang-orang berduit yang tidak ingin hidup susah dan ingin terlihat mewah. Seharusnya mereka jangan hanya memikirkan keuntungan dengan mengharapkan pajak bangunan yang menjadi imbalannya dan lain sebagainya, tetapi juga memikirkan efek yang akan timbul dari segala keputusan itu. Kalau sudah begini ya percuma saja, keuntungan yang telah didapat ujung-ujungnya dihabiskan untuk perbaikan kota. Lalu apa yang didapat?? Capek, pusing, karena terlalu banyak gunjingan dari masyarakatnya sendiri.

Pemerintahan yang mana, yang patut disalahkan??? Yang dulu hingga sekarang juga sama-sama pernah khilaf :D. Tetapi, berhubung dampaknya baru terasa sekarang-sekarang ini mungkin yang lebih berperan dalam keputusan untuk melakukan langkah bodoh tersebut adalah pemerintahan terdahulu, yang kemudian langkah-langkah tersebut dicontoh dan diikuti pemerintahan selanjutnya.

Kita semua bodoh!!!, tidak berlaku lagi untuk saling menyalahkan. Kini waktunya introspeksi diri.