20
Oktober 2012, bertepatan dengan ulang tahun bapak Dahlan Iskan
sebagai meteri BUMN RI, beliau mengisi seminar ‘Sociopreneurship’
dengan tema sesuai judul tulisan ini, yang diadakan di gedung
Widyaloka, Universitas Brawijaya.
Seminar
yang diisi oleh hanya bapak Dahlan seorang, dan dengan HTM 0 rupiah
ini mengundang para mahasiswa/siswi UB untuk berebut mendaftar pada
H-5 demi mengikuti acara ini.
Sekitar
pukul 07.45, saat MC ngocah-ngoceh bla bla bla... untuk sedikit
menghibur para peserta dan mengisi kekosongan karena mungkin mereka
pikir biasanya orang besar dan sibuk seperti beliau akan datang
sesuai jam Indonesia, alias ngaret.
.....................
(sambutan MC gak perlu dibahas deh ya.... :D)
Dan
ternyata, kali ini kita harus bilang WOW, karena tepat pukul 07.58
pak Dahlan sudah terlihat di pintu ruang seminar. Begitu luwes,
sederhana, energetic, supel, dan bersemangat, itulah citra
positif yang terpancar dari jiwa beliau yang memantul ke retina
mata-mata yang menyaksikan.
Tidak
banyak sambutan yang disampaikan dari pihak kampus, pak Dahlan lalu
membuka pembicaraannya yang diawali dengan kisah penyakit hati yang
dideritanya., tidak ada keluhan dan tak pula tergambar kesedihan yang
berarti dari wajahnya. Ia kemudian berpesan dan sedikit berorasi
kepada kami para mahasiswa/i untuk terus berjuang dan tak gentar
dalam meraih cita-cita. Terlebih lagi kita generasi muda yang masih
mampu mengobarkan semangat untuk selalu bangkit jika sewaktu-waktu
memang harus terjatuh.
Tidak
banyak yang disampaikan beliau, karena menurutnya “anak muda itu
tidak suka dinasihati, mereka tidak senang pidato, hal seperti itu
kurang efektif untuk merubah mereka, dan cara yang paling baik bagi
mereka adalah kerja, melakukannya, karena mereka butuh contoh.”
Lalu
beliau meminta para peserta langsung mengajukan pertanyaan saja untuk
beberapa orang penanya.
Pertanyaan
pertama diajukan oleh mhsw FP (Fakultas Pertanian), “Bagaimana
strategi pemerintah untuk memajukan pertanian Indonesia, khususnya di
bidang pangan, seperti negara Jepang, AS, dan Thailand?”
“memasukkan
rancangan kerja BUMN bidang pertanian ke dalam ketahanan pangan.
Seperti membantu para petani padi dalam hal benih maupun pupuk.
Mereka (petani) membutuhkan pinjaman untuk membeli bahan baku
produksi seperti benih dan pupuk. Produksi mereka rendah disebabkan
karena benih yang digunakan mungkin belum benar (tidak bersertifikat)
atau pemakaian pupuk yang masih kurang dari kebutuhan tanamannya, dan
lain sebagainya. Pinjaman dana yang akan diberikan tersebut dapat
dibayar setelah mereka panen.” Papar beliau.
Satu
pengalaman yang diceritakan pak Dahlan saat beliau berkunjung ke
sebuah perusahaan gula di daerah Jawa Timur, yang membuatnya agak
prihatin dan merasa sedikit aneh, karena perusahaan tersebut semua
atasannya, manajernya, sudah senior alias sepuh semua. Dan kemudian
setelah beliau menanyakan hal tersebut kepada pihak perusahaan
alasannya ternyata memang sudah peraturan perusahaan bahwa naik
jab`tan itu seperti ‘naik tangga’. Beliau kurang mengindahkan
kebiasaan seperti itu, karena baginya ‘hanya anak muda yang bisa
membawa kemajuan’ (melihat perusahaan tersebut hidup tanpa
perkembangan).
Lalu
pertanyaan kedua yang datang dari FMIPA, jurusan Biologi, bertanya
tentang peran pemerintah dalam kegiatan pengembangan penelitian,
seperti dalam rekayasa genetik. Karena karakternya yang cukup
humorous, beliau malah menjawabnya dengan guyonan, “saya
pengen, bisa nggak anak biologi merekayasa gen hewan, babi, yang
rasanya menjadi tidak seperti babi, sehingga namanya bukan lagi
babi, biar bisa halal dikonsumsi.” :D
Lalu,
ketika mhsw FISIP bertanya tentang kapan sebaiknya seseorang memulai
bisnis dan langkah apa saja yang harus dilakukan agar cepat mencapai
kesuksesan. Jawaban yang diberikan pak Dahlan cukup simple,
“untuk memulai bisnis lebih baik dimulai sejak masih muda, karena
jika masih muda apabila mengalami jatuh maka akan lebih cepat
bangkit kembali, masih bersemangat, karena memang harapannya masih
panjang. Dan jika ingin mencapai sukses dengan segera yaa lakukan
segera, atau bekerja segera, atau nikahi anaknya pak Chaerul Tanjung
:D”. :D :D :D
Beliau
mengutarakan prinsipnya, bahwa meskipun negara ini tidak mau maju,
maka akan terpaksa maju, karena penduduknya yang 136 juta jiwa ini
telah maju dan pasti akan menuntut untuk maju, atau berpikir untuk
maju.
.....Dan
masih beberapa pertanyaan para peserta lainnya yang diajukan kepada
pak Dahlan----