24.12.10

Blok M Walking

Jadi, waktu itu hari sabtu, di mana gw masih melakukan kegiatan-kegiatan layaknya ibu rumah tangga, bantuin umi bebenah, ya nyetrika, bersih-bersih rumah, ngempu bocah, dll.
Sekitar jam 9 kurang berapaa gitu, tiba-tiba secara otomatis hape gw berbunyi. Kruluk…kruluk… *anggap aja bunyinya begitu. Panggilan dari ‘12Nae’, sahabat MTs gw dulu, mengapa eh mengapa namanya begitu, karena eh karena angka 12 itu diambil dari MTs N 12 dan Nae adalah nama panggilan Nana yang gw buat-buat sendiri, :Dv
Ketika gw mendekatkan hape ke telinga, lalu hape itu mengeluarkan suara ajaib! Begini suaranya “mia, hari ini lu ada acara gak?” dengan tidak yakin gw jawab “nggak kayaknya! Knp?” lalu ia berbunyi lagi “dwi minta temenin tuh, mau cari sepatu kuliah, ke blokM aja, mau nggak??” dengan tegas gw jawab “mau!!”. Kita janjian di blokM sekitar jam 11.
Gara-gara janjian yang dadakan itu, gw nyetrika dengan sangat ngebuttz. Untung beres-beres rumah udah kelar. Akhirnya setrikaan gw beress tepat pada waktunya. Jam 10 setelah sarapan gw mandi, dan siap-siap untuk caww ke blokM.
Dari rumah menuju blokM gw biasa menggunakan jasa angkutan umum metromini 70 jurusan Joglo-BlokM. Yaa…secara mau pake mobil pribadi, gw gak punya, mau bawa motor, motornya dibawa sama abang gw buat kerja *padahal bilang aja gak bisa naik motor, ahihi ^^
Minibus yang selalu tampak butut itu meskipun baru, meluncur dengan kecepatan yang terkesan sangat memaksa, hingga suara mesin bis itu meraung-raung kayak harimau kelaperan. Bis yang ongkosnya sangatlah terjangkau untuk berbagai kalangan, yaitu cuma dua rebu perak, tentulah keamanan dan kenyamanannya kurang terjamin. Makanya, untuk pengguna angkutan umum ini kudu ati-ati tuu…, karena khawatir di dalamnya ada copet, pemalak, atau penjahat dalam bentuk lain. Tapi selama gw mengabdi pada bis ini sehingga sopir dan kernet mendapatkan tambahan penumpang, gw sih Alhamdulillah wa syukurillah wa kurang nikmat lah belum pernah menemui orang2 jahat seperti yang diceritakan orang2.
Kalo masalah kenyamanan, paling-paling pedagang2 asongan yang seliwiran, peminta-minta yg berjiwa pemalak, atau pengamen yg terobsesi ikut ‘Indonesia mencari bakat’.
Di tengah perjalanan menuju blokM, naiklah sesosok pria berperawakan besar, kepalanya botak, otot tangannya sekel dan bertato, kaosnya jangkis berwarna gelap, pake celana jeans robek-robek, sambil bawa gitar, xixixi…. ^^ serem-serem bawanya gitar.
Seperti kebanyakan pengamen, laki-laki itu mengucapkan ‘assalamu alaikum…’ sebagai salam pembuka, dan meminta maaf atas perbuatan yang akan dilakukannya karena ia tau bahwa ia akan mengganggu para penumpang. *kalo udah tau itu salah mestinya nggak dilakukan ya, ckck…, hihi
Mungkin pada awalnya pengamen2 jalanan itu mengamen bertujuan untuk mencari nafkah dengan jalan memberikan hiburan kepada para pendengarnya, sekaligus mengasah bakat menyanyi dan bermain musik *sok tau banget gw. Namun, seiring perkembangan jaman, pengamen2 itu justru malah mengganggu para penumpang dari segi kenyamanan, ketentraman, kedamaian, keadilan, kesehatan, kebersihan, ke…..manapun kita pergi. *apasi.
Lalu…, mulailah pengamen itu memainkan gitar dan menyanyikan beberapa lagu. Sambil melirik dengan tampang datar, gw memperhatikan jari-jari yang memainkan gitar itu, jari2nya gak bergerak, gak pindah2, alias kuncinya itu-itu aja, lho..lho..!! sambil mendengarkan suara gitar yang gak beraturan itu, gw juga menikmati lagu-lagu yang dinyanyikannya. Lagu2 yang dinyanyikannya rata-rata lagu tahun 80 dan 90-an, di antaranya yaitu lagu ‘balonku’, ‘bintang kecil’, ‘di obok-obok’, dan seterusnya gw lupa.
Setelah pengamen yang berperawakan kaya tukang pukul dan berjiwa pelawak itu selesai mengamen, ia pun mengucapkan kalimat penutup serta permintaan maaf lagi kepada para penumpang, begini kira-kira omongannya “trimakasih.., sekian lagu dari saya, dan saya mohon maaf karena saya memang nggak bisa main gitar dan nggak bisa nyanyi juga, karena daripada saya nggak ada kerjaan pulang ke rumah dimarahin mertua maka saya ngamen apa adanya, dan mohon do’anya semoga saya bisa menikah lagi untuk yang kee-lima” *PARAAAHHH GAK TUHH
Wkwkwkwk….., pegel perut gw nahan ketawa denger lagu-lagunya tadi, ditambah kalimat penutup yang ngasih kesan kalo laki-laki itu gak punya malu. Gw sih nggak tau yang dia bilang itu bener apa nggak, tapi yang jelas gw cukup terhibur dengan keanehan-keanehan orang yang hidup di Ibu Kota ini. ^^
Sesampainya gw di lobi blokM ternyata dua emak2 yang mengaku masih remaja itu belum juga menampakkan batang hidungnya, daun telinganya, mulutnya, tenggorokannya, halahh. Mereka yang ngajak jalan tapi kenapa jadi gw yang semangat sehingga gw datang sangat tepat waktu! *hiyaak dzigg!
Dengan sabar yang teramat luar biasa, gw pun menunggu mereka hingga satu jam, hingga tiba waktu zuhur, bersamaan dengan tibanya salah satu teman gw yang bernama Dwi. Haduhh…pengen ngomel kayaknya malesss…, membuang energi, apalagi gw emang orangnya cengengesan, jadi kalo ngomel malah diketawain sama teman gw, ckck.
Terus kita berdua langsung menuju masjid terdekat untuk shalat zuhur sambil nunggu Nae. Selesai shalat dan belum beranjak, Nae pun memunculkan jiwa raganya dengan napas yang terengah-engah. Sampai di masjid, si Nae bukannya langsung shalat malah curhat tentang perjalanannya menuju blokM dengan bis metromini juga.
Namun, Nae baru melanjutkan ceritanya setelah shalat zuhur. Ternyata dia juga menjumpai hal yang dapat mengurangi kenyamanan masyarakat pengguna angkutan umum minibus. Sekelompok laki-laki berpakaian gembel [baca: anak punk] melakukan atraksi bunuh diri dengan menyilet-nyilet beberapa bagian tubuhnya dengan silet. *ngeri banget gw liat begituan, ihhh.
Tapi yang bikin was-was adalah saat cowok2 itu meminta uang yang mereka anggap sebagai imbalan dari hiburan atraksi mereka. Mending mintanya biasa aja, nahh ini, sambil nyodorin silet! Sok iye banget tu cowok. Kalo gw taksir dari umurnya (taksir, nebak maksudnya. Bukan naksir -.-) paling2 seumuran anak sekolah SMP. Mungkin mereka anak karbitan, jadi sikapnya agak ketuaan, hihi. Kenapa gw bisa menaksir usia anak2 karbitan itu, kan gw gak bareng Nae?! Karena, gw juga pernah ketemu dengan komplotan bocah2 itu di dalam bis, entah kapan.
Setelah cerita-cerita, kita cari makan karena memang udah waktunya makan siang, halahh….
‘Burger Klenger’ ada di depen mata, maka itulah yang kita pilih karena males jalan jauh2 cuma buat cari makan. Ya seperti burger lainnya, Burger Klenger isinya terdiri dari daging, sayuran, mayones, keju, dan tak lupa rotinya. Beberapa bahan di dalamnya itu ada yang kita nggak suka. Gw nggak suka mayones, Dwi nggak suka sayurannya, dan Nae sama kayak Dwi tapi masih toleran sama mentimun.
Setelah beberapa ganti menu, akhirnya kita memesan 3 burger, yaitu “double beef tanpa sayur sama sekali, burger klenger special 2, yang satu nggak pake mayones, yang satu nggak pake selada dan sedikit mentimun.” si abang bingung, ihihi…
“inget nggak, bang??” tanya gw. “iya inget!” jawab si abang yang keliatannya masih bingung sambil mengulang menu pesanan kita. Sambil senyum manis yang mungkin biasa dipasang si abang untuk meluncurkan rayuan mautnya ke ceweknya *haha, ia pun bertanya kepada koleganya yang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk menu pesanan kita, “inget gak, Ben?” kira-kira begitu kata si abang. Lalu, temannya pun hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manis, wakakakak.
Karena kami ragu akan daya ingat si abang-abang Klenger itu akibat pesanan kita yang tak menentu, maka Dwi mengulangnya sekali lagi. Gfdxhfmjyhfjyhgf…………………..
Setelah pesanan jadi, burger yang ngaku-ngaku Klenger itu pun kita nikmati di kursi-kursi tempat makan yang nggak jauh dari situ sambil obral obrol masalah penting hingga nggak penting.
“wahh…, gw belom klenger nihh…!!” kata gw yang sebenernya belum kenyang, “kok kita makan gak ada minumnya ya…?!” sambil celingukan cari yang jualan minum di sekitar situ. “yaudah kita habisin dulu burgernya, trus beli minum ke carrefour” si Dwi kegayaan banget mau beli minum aja mampir ke Carrefour, bukannya knp, keburu serettt ini tenggorokan! Pendapat Dwi itu disetujui Nae yang katanya mau survey harga beberapa item.
Dengan tenggorokan yang begitu seret akibat ulah dua anak itu, kita keliling Carrefour cari rak minuman mineral. Akhirnya kita menemukannya, Mereka langsung meneguk air yang belum dibayarkan ke kasir itu hingga habis setengah botol ukuran 360 ml. Gw belum meneguk air itu sedikitpun, bahkan segelnya pun belum gw buka, karena katanya mah yak, gak baik kalo minum sambil berdiri.. .^^. Padahal emang gw nggak suka juga minum sambil berdiri, takut beser, xixixi…..
Setelah itu kita keliling Carrefour untuk survey harga beberapa item. 10 menit…. 20 menit…..dan akhirnya kita ke kasir juga untuk membayar beberapa botol air mineral yang kosong setengah, ckckck.
Keluar Carrefour.......cari tempat duduk……,, emmmmhhh…akhirnya gw minum juga!! Sambil menunggu sang Cinderella mencari sepatunya yang hilang sebelah, hahah…, maksudnya si Dwi yang mau cari sepatu buat kuliah.
“udah yuk pulang!! Capek nih…” kata Dwi. “Hahhh!!! Gitu doang??! Jd kita ke sini Cuma mau maka burger aja ni..!!” si Nae geram, xixixi….^^
Yaudah…akhirnya kita duduk-duduk di bukan tempat duduk sambil nunggu sang ilham datang sambil ngobrolin apa yang udah terjadi selama kita berangkat tadi.
Truuussss…, karena udah nggak ada kerjaan lagi…, maksudnya udah nggak ada lagi yang dicari maka kita semua kembali ke habitat masing-masing dengan minibus andalan kita masing2.

21.12.10

13 Menit Saja

Memasuki awal bulan November. Tepat sepuluh hari setelah gw wisuda. Dan pada awal bulan ini waktunya gw menebus foto prosesi dan trofi wisuda ke kampus, sekaligus melepas teman-teman satu kosan yang pada hari itu juga akan pulang ke kampung halaman mereka masing-masing. Subang, Bandar Jaya , Tanjung Enim, dan Lahat adalah tempat kembali teman-teman kosan gw yang hari ini akan berangkat.
Satu per satu mereka pamit pergi dan membuat kita-kita yang ditinggalkan sedih. Seperti kebiasaan para cewek kalo mau berpisah jauh dan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan lamanya, kita semua pun nangis tanpa malu-malu. Apalagi jarak mereka yang sangat jauh, kalo mau ngumpul untuk reuni alias kangen-kangenan beberapa dari kita harus rela pergi jauh hingga menyeberang lautan.
Eryu, teman gw yang berasal dari Tanjung Enim, Palembang, dengan dandanannya yang modis dan Chinese, berusaha nahan tangis sekuat matanya yang rada sipit itu agar air matanya nggak luber. Dia juga berusaha menenangkan gw agar tidak terlalu sedih, begini katanya, “miiaa.., jangan sedih, nanti kita bisa ketemu lagi qo’…!”. Namun begitu, gw tetap aja sedih dan ngeluarin air mata sampai dia udah mau berangkat dengan ojek jemputannya, karena dia adalah salah satu teman yang paling sering gw ledek akibat keusilannya yang suka kent*t sembarangan.
Usailah farewell party sederhana itu dan meninggalkan suasana kosan menjadi sepi sunyi karena tak ada lagi suara gelak tawa yang biasa membuat orang-orang yang lewat depan rumah kosan ini spontan nengok teraneh-aneh ke arah kosan.
Berdetik-detik, bermenit-menit, berjam-jam, hingga berhari-hari kami melakukan kegiatan rutinitas di rumah masing-masing dengan kebiasaan masing-masing. Ada beberapa dari kita udah mendapat kerjaan, ada yang belum menentukan nasib selanjutnya dirumah, dan gw yang mengabdikan diri sebagai penganggur sementara, hanya menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang (semoga) bermanfaat dan (menurut gw) asik dilakukan.
Menulis sesuatu yang menurut gw menarik untuk diabadikan dalam sebuah tulisan, dan mencurakhan segala pikiran maupun perasaan. Itulah yang paling sering gw lakukan. Di depan laptop berjam-jam ngetik dan sesekali melihat foto-foto yang gw setting sebagai screen saver, atau ngapain ajalah di depan laptop, yang jelas nggak bikin video amatiran gaya Shinta&Jojo.
Saat gw beristirahat sebentar, untuk mengistirahatkan mata, karena udah terlalu lama mata melototin layar kaca yang pantang menyerah itu, gw dapet panggilan di Hp gw dengan kode nomor telepon 0273……
Bagi gw ini nomor asing banget yang sebelumnya belum gw liat di list panggilan Hp maupun telepon caller Id gw yang dulu. Begitu gw angkat, terdengarlah suara cewek, dia berkata, “hey mia! Nggak usah sok imut!” sampai gw bertanya dengan suara yang sengaja gw imut-imutin, “ini siapa?”, itu cewek hanya ngejawab dengan mengulang kalimat yang pertama ia katakan tadi. Dengan pengulangan suara, akhirnya gw mengenali suara itu dan kemudian gw sebut namanya sambil ketawa, “Eryu!!!”
Tanpa basa basi, dan tanpa kangen-kangenan, Eryu segera mengutarakan maksudnya menghubungi gw. Bla..bla..bla..habdfvhbadjhbvjhdvbbd…, begitulah maksud Eryu nelpon gw dimalam yang hampir pekat. Ternyata dia mendapat panggilan dari kantor BCA hari itu untuk mengikuti tes di Jakarta Barat, Slipi tepatnya. Nahh kan gak begitu jauh dari rumah gw, maka dia minta kesediaan gw untuk menumpangi dia untuk beberapa malam beberapa hari, lalu gw sangatlah bersedia dia tinggal sementara di rumah (ortu) gw. Sampai akhirnya, gw menjemput cewek yang biasa gw sebut ‘Osin’ itu ke bandara Soetta *Soekarno-Hatta.
Perpisahannya udah nagis-nangis, terus sms-an selama diperjalanan mudik karena khawatir kangen, taunya bakalan ketemu sepuluh hari setelah berpisah kemarin, hi…hii…ha..haa…
Sekitar satu setengah jam gw menunggu di lobi, akhirnya gw menemukan dia dengan cepat meskipun suasana sangat ramai, karena ciri-cirinya yang sangat gw kenali. Eryu berdua dengan ibunya, celingak-celinguk sambil mencari gw. Dan happ!! Gw bisa mendekati mereka sebelum mereka lihat gw. Sentak Eryu terkejut dan spontan kita cipika-cipiki *ciumpipikanan-ciumpipikiri, dan cium tangan.
Lho???!! Qo cium tangan??! Siapa cium tangan siapa???
Saat itu juga gw jadi merasa sangat tua karena Eryu ketemu gw malah cium tangan, ha…ha…ha…. Namun, dia cium tangan sambil minta maaf…………………………
Bingung deh gw, qo Eryu dateng-dateng langsung minta maaf sama gw!!!?
Masa iya dia dateng ke Jakarta nemuin gw sekalian mau minta maaf untuk tiga tahun selama kita bersama!? *sinetron banget sihh..haha. Nggak selebay itu, teman-teman!!
“mia, maafin gua!!” begitulah kira-kira kata maaf yang diucapkan Eryu dengan bahasa Jakartanya yang berlogat Palembang. “kenapa sih yu??” tanya gw dengan penasaran dan perasaan yang khawatir juga. “gw mau balik lagi ke Palembang, sekarang juga!!!”. “HAH!!!” heran lah ya gw, masa baru nyampe udah mau balik lagi, ke pulau seberang pula! “yang bener yu??!! Kenapa?? Qo bisa!!? Iiih..,apa sihh??!”.
………………………………………….
Ayoo…kenapa cobaa….!!??
Cerita punya cerita, sesampainya Eryu di bandara Soetta Jakarta, setelah pesawat landing, dan dia mengaktifkan Hp-nya, tak berapa lama dia ditelepon seseorang. Perbincangan antara Eryu dengan yang nelpon itu tentunya gw nggak tau, karena kita nggak sempat cerita-cerita waktu pertemuan singkat itu. Eryu diminta orang itu untuk mengikuti tes calon pegawai BRI di Palembang, WAKWAW!!!!
Sebagai mahasiswa yang udah lulus dari universitas di perantauan, tentunya Eryu lebih memilih kesempatan kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal aslinya.
Hmmm…, mungkin Tuhan menjawab kalimat Eryu yang secara nggak sengaja merupakan do’anya untuk kita ketemu lagi, sewaktu farewell sederhana itu.
Ya sudah…, Eryu nggak jadi ke rumah (ortu) gw. Kita juga harus segera mengakhiri perjumpaan singkat itu, perjumpaan yang hanya berlangsung sekitar 13 menit saja.
Terhitung mulai dari misscall Eryu, yang mencoba nelepon gw saat dia celingukan mencari gw di lobi namun tak sempat gw angkat kita udah ketemu, hingga gw melihat jam di Hp untuk memperkirakan waktu keberangkatan dia kembali ke Palembang.
Dengan berbekal ‘Kemplang’, yaitu kerupuk khas Palembang, gw pulang ke rumah, sementara Eryu mencari tiket di area bandara. Orangnya nggak jadi ke rumah, kemplangnya pun jadi :D.
Dengan perasaan nggak enak, Eryu masih aja minta maaf ke gw lewat sms. Dia merasa udah ngerepotin gw dengan menjemput dia jauh-jauh, karena dia udah tau kalau dari rumah gw ke bandara jaraknya nggak begitu dekat. Kira-kira begini sms-nya, “maapin gw yaaa, gw sedih tww, gw ngerepotin yaa”. Lalu gw balas, “ah elu, ngerepotin aja, padahal gw pengen lebih direpotin lebih dari itu.” Dengan maksud gw berharap suatu saat nanti dia ke Jakarta lagi dan main ke rumah (ortu) gw.