10.8.14

Kartun Sejagad (Inspirator)

Gara-gara blogwalking  yang berawal dari searching via google dengan keywors “karya film upin ipin” saya menemukan satu artikel yang berjudul “Upin dan Ipin, bisa menghancurkan bangsa Indonesia”.

Mungkin teman-teman ada yang berpendapat ini ‘sudah basi’, ‘berita lama’. Namun kenyataannya ternyata masih ada yang mengungkit-ungkit ‘hal ini’. Dan bagi saya ‘tak ada kata terlambat untuk menulis’ xD

Dari judulnya yang menurut saya hiperbola, tentu saya sebagai manusia yang memiliki naluri penasaran  membuka tautan tersebut. Hanya ada dua paragraf, dan perkiraan saya tidak lebih dari 100 kata.

Apakah isi artikel tersebut perlu saya kutip di sini?
Saya rasa tidak perlu, karena saya yakin teman-teman lebih cerdas dengan searching sendiri via se (search engine) dengan keywords judul artikel tersebut :D.

Artikel yang dipost-kan pada tahun 2010 itu, menyebutkan bahwa pada salah satu episode film animasi tersebut menampilakn lagu “Rasa Sayange” versi Malaysia. Mereka mengkhawatirkan jika seandainya anak-anak Indonesia lebih hapal dengan lagu tersebut dengan versi Malaysia daripada lagu aslinya.

Menurut saya tulisan tersebut diarahkan pada urusan politik, yang sebenarnya mungkin hanya urusan budaya. Mengapa harus dipermasalahkan ke arah sana, padahal bukankah ini menyangkut pendidikan anak??

Film animasi yang (kata KOMPAS) terkenal di 17 negara itu saya akui memang bagus, mencontohkan sikap anak-anak yang baik, santun dan ceria sesuai usianya. Selain itu, film tersebut menunjukkan norma-norma pendidikan yang bagus seperti keberanian, kerajinan, kecerdikan, persahabatan, kesederhanaan dan kebijaksanaan. Jika teman-teman termasuk penonton setia upin ipin pasti akan terbayang salah satu tingkah pelakon kartun tersebut, di antaranya yaitu sikap upin ipin dan teman-temannya yang berani mengajukan pertanyaan dan jawaban kepada cikgu ketika sedang belajar di kelas, bercerita tentang cita-cita mereka di depan kelas, “kita orang nak jadi astronot cikgu...” ucap upin dan ipin saat bicara di depan kelas.

Bahkan Fizi yang ketika itu mengatakan ingin jadi petugas kebersihan (bahasa kasarnya: tukang angkut sampah), sang cikgu pun menyampaikan kehebatan Fizi dan menjelaskan kepada murid-murid bahwa semua pekerjaan adalah baik selama membawa manfaat kepada orang lain. Tutur kata cikgu yang lembut dan bijak tersebut membuat kagum murid-murid dan tidak menayangkan sikap saling mengejek.

apakah teman-teman ingat dengan episode ini?

Sikap rajin yang dapat dicontohkan dalam film tersebut juga dapat ditunjukkan oleh Ismail bin Mail, alias Mail. Anak laki-laki yang rajin membantu mamaknya berjualan ayam goreng, dua seringgit :D. Dan juga Mei mei si gadis kecil keturunan cina yang rajin belajar dan terlihat paling pandai karena bercita-cita nak jadi cikgu pula. Saya suka...saya suka... ^^

Masih banyak cerita bagus dan menggemaskan dari film tersebut, karena saya sendiri penikmat film Upin Ipin ;) :D . bahkan saya menilai sendiri bahwa pencipta film animasi itu sepertinya memang sangat mengetahui dunia anak-anak.


Dari sini muncul pertanyaan, dalam penayangan film tersebut apakah masih perlu mendahulukan kepentingan politik ?? (politik yang dalam hal ini diartikan sebagai pelaksanaan kebijakan publik). Ataukah lebih penting mengutamakan pendidikan?

Kalau boleh berpendapat, mengenai reaksi dan kritikan tentang film upin ipin yang dinilai sebagian orang dapat menghancurkan bangsa Indonesia, tidak perlu dibesar-besarkan. Mungkin memang akibat dari kalimat seorang penulis yang dapat membuat para pembaca menjadi terprovokasi dsb., hal yang sebenarnya bisa diatasi sendiri justru dianggap masalah besar.

Boleh lah mengenai lagu “Rasa Sayange” yang disadur orang Malaysia, memang secara etis mungkin kurang diindahkan orang-orang kita. Namun, hal tersebut menurut saya sebenarnya bisa diatasi sendiri. Semua bergantung bagaimana para orang tua, kakak, guru, pandai-pandai menjelaskan hal tersebut. Bisa saja kita menjelaskan kepada anak-anak yang kurang mengerti bahwa lagu tersebut aslinya begini....., itu lagu dari sini...., asal daerah ini..., dsb. mungkin hal ini juga menjadi PR untuk para guru kesenian untuk lebih mengenalkan kesenian dan budaya bangsa :D. Karena ada pepatah mengatakan, bahwa ‘Jika kita kuat dan pandai, maka musuh sehebat apapun mereka tidak akan berhasil (berhasil mengganggu kita)’. Bukan berarti kata ‘musuh’ tersebut bermakna konotasi, alias hanya kiasan, dan bermakna sebenarnya hanya jika mereka terbukti memiliki niat :)

Terlepas dari masalah tersebut, justru saya merekomendasikan anak-anak untuk menyaksikan film ini, daripada terbiasa menonton film yang tidak ada unsur pendidikannya sama sekali, karena menurut saya urusan pendidikan anak tidak ada toleransi sebab apa yang ditanamkan sejak kecil akan menuai perilaku mereka ketika remaja bahkan dewasa. Dan masalah toleransi, dunia anak-anak tetap membutuhkan hiburan, bermain, sumber imajinasi, yang nantinya akan membentuk karakter diri. Karena jika itu terlewati, bisa saja mereka akan mencarinya di usia yang tak lagi anak-anak :D

Saya bukan orang psikologi, apalagi psikolog anak. Tapi saya punya adik kecil yang menjadi inspirasi bagi saya tentang dunia anak kecil, dan saya pun pernah kecil :).


3.8.14

Pengalaman Adalah Masa Lalu (yaiyalah...)

Tiba-tiba teringat pengalaman diklat Palang Merah Remaja di PMI cabang Jakarta Barat. Kisah hilangnya salah seorang teman kami dari sekian banyak teman dari sekolah lain se-Jakbar. Kebanyakan ‘dari’nya ya..pusing gak? Enggak kan? Oke lanjut....

Kisah misterius itu berawal dari kegiatan jurit malam yang biasa dilakukan seperti saat masa-masa orientasi atau perkenalan. Karena ini kegiatan Palang merah, jadi jurit malam yang dilakukan berupa simulasi pertolongan pertama korban bencana. Tak tanggung-tanggung, lokasi kejadian bencana yang dilakukan berjarak kurang lebih 2 km dari start atau kantor PMI Jakbar tempat kita bermalam. Hah!? 2 km jauh??1 nggak sih..., tapi kalau dari start kita harus bangun tengah malam sambil lari-lari dan kemudian angkat-angkat tandu yang isinya orang ya lumayan juga kan :p

Intermezo...,

Ada cerita saat mau angkat tandu beserta korbannya, salah satu relawan protes kepada salah seorang pelatih “kak, korbannya nggak boleh ganti ya, ini sih badannya kebesaran, berattt.” Lalu dijawab pelatih sambil sedikit (pura-pura) marah “memangnya kamu kalau sudah jadi relawan beneran nanti ada bencana gini mau pilih-pilih korban?!!” xD

Lanjut cerita hilangnya seorang kawan saya itu :D
Saat kami sedang sibuk-sibuknya mengurus korban bencana (simulasi), dengan mata yang sangat ngantuk dan badan yang lelah sangat, sampai nggak sadar kalau teman kita ada yang nggak ikutan simulasi ini. Kita semua bingung karena menurut kabar semua pelatih dan anak-anak pelatihan dikerahkan ke lokasi simulasi bencana.

Setelah semua korban di bawa ke kantor PMI dan seluruh relawan (anak-anak pelatihan) kembali ke kantor, salah seorang pelatih kami terlihat sibuk dan ketakutan karena satu anak didiknya yang bernama Nana tidak ada bersama kami. Hilang!!!

Seluruh pelatih, bahkan ketua pelaksana acara ini ikut mencari. Ada yang kembali ke tempat simulasi bencana, menelusuri jalan yang dilalui para relawan, hingga ke sudut-sudut ruangan di kantor PMI. Namun, Nana tak juga ditemukan. Malam-malam begitu anak itu buat kami bingung, takut.

Perlu diketahui bahwa Nana ini juga kawan satu sekolah saya. Karakternya yang kalem, introvert, dan suka menyendiri membuat saya awalnya tidak begitu heran dengan kejadian ini. Tapi berhubung sampai ke sudut-sudut ruangan saja tidak ditemukan, saya nggak bisa lagi mengira-ngira kemana perginya si Nana anak yang suka menyendiri itu.

Semua pelatih terlihat kehabisan ide untuk mencari si Nana. Semua pelatih-pelatih kami di PMI dijejer di teras kantor menghadap ke halaman oleh ketua panitia, bisa dikatakan dialah pelatih yang paling senior.
Dihadapan kami, para pelatih dimarahi dan dibentak oleh seniornya. Satu-satu ditanya sambil membentak di mana Nana, kenapa bisa lepas dari pengawasan, kenapa tidak ada yang memperhatikan hingga bisa hilang anak itu.

Kami yang menyaksikan mereka dari halaman kantor sambil duduk berbaris merasa kasihan, takut, dan mencemaskan Nana.
Bukan itu saja, bahkan kami menyaksikan beberapa dari mereka ditampar dengan kuat sambil dibentak-bentak, oh God kasihan mereka T__T
Kami semakin ketakutan, karena selepas acara simulasi kami hanya disuguhi kejadian menyedihkan ini, apakah nggak ada agenda lain..? seolah-olah agenda lain yang seharusnya kami lakukan ter-cancel akibat kejadian ini, sampai menjelang subuh.

Karena akan tiba waktu subuh, maka semua kegiatan dipending. Suasana agak santai, tapi tetap tegang, yang pada akhirnya nggak jadi santai :D
Kami tetap menjalani agenda acara sesuai aturan. Hingga pagi dan matahari semakin menampakkan diri, Nana pun tak kunjung ditemukan.
Bahkan hingga acara selesai sampai penutupan Nana tak juga muncul. Pencarian pun tak dilanjutkan. Aneh!!!
Kemana anak mungil itu?!
Pergi sendiri kah? Atau ada yang bawa kah?
Kalau pergi sendiri, apa motifnya?
-------------
Saat kami bersiap-siap untuk pulang, berkemas dan ngobrol di halaman kantor, tiba-tiba Nana datang menghampiri kami +,+
Kita semua histeris, bukan hanya teman satu sekolah, tapi teman-teman dari sekolah lain juga ikut histeris melihat Nana yang tiba-tiba datang. Kalau nggak salah ingat waktu itu Nana muncul dari warung makan dekat gerbang kantor PMI.
“sudah susah dicari, datang dengan wajah polos tanpa merasa bersalah pulak” teman-teman mendumal kepada Nana. Dan dia hanya menjawab “nggak tau Nana bingung”

Ternyata, cerita punya cerita, setelah Nana menceritakan semua kejadian yang dia sendiri tidak sadari, serta pengakuan beberapa pelatih kami, kejadian yang membuat mata ngantuk nggak jadi ngantuk dan perut lapar jadi semakin lapar itu ternyata hanya skenario belaka.
Bentakan, celaan, dan tamparan senior pelatih PMI kami hanya sandiwara yang sebelumnya sudah direncanakan oleh mereka.

Lalu.., penasaran dengan cerita Nana yang menghilang sampai nggak bisa ditemukan itu, di manakah dia disembunyikan..? :o
Ternyata Nana disembunyikan oleh bapak senior tadi di ruang kerja pribadinya, sampai dikunci dari luar. Kasihan Nana, sampai ngompol di ruang kerja Bapak senior katanya karena nggak boleh keluar sampai pagi xD
---------------
Semenjak kejadian yang cukup menyebalkan itu, saya mulai nggak percaya lagi dengan kejadian-kejadian aneh yang terjadi saat penggojlokan mental. Semenjak kejadian itu, saya nggak bisa lagi menikmati kecemasan saat kejadian aneh datang di acara-acara semacam pelantikan, nggak bisa lagi ikut khawatir dan histeris bersama teman-teman yang menikmati suatu kejadian tertentu, karena di pikiran saya sudah tertanam bahwa kejadian aneh di waktu yang strategis 90% adalah sandiwara alias dibuat-buat pihak panitia.
Secara tidak langsung, saya berterimakasih kepada semuanya yang telah secara tidak langsung pula memberikan pengalaman sekaligus pelajaran :D
Karena tanpa ikut mengalami kejadian aneh di masa lalu, saya tidak bisa memperkirakan kejadian aneh di masa selanjutnya :D hihihi......

Cerita pengalaman diklat PMR tingkat Kodya Jakarta Barat, di PMI Jakbar, thn 2002
Bersama 11 kawan MTs N 12 Jakbar, dan beberapa sekolah tingkat SMP se-Jakbar