25.9.11

Tentang Sabar


Di tengah-tengah (lumayan) banyaknya tugas kuliah, apalagi tugas2nya membuat artikel beberapa judul, aku justru malah membuat tulisan sendiri yang nggak ada kepentingan sedikitpun untuk dosen dan asisten dosenku. Mungkin teman2 bisa menebak apa yang terjadi. Yap…, saat menyusun tulisan kontemporer atas kepentingan studiku itu, pikiranku melayang entah ke mana.
Jika dilanjutkan menulis materi itu, tulisannya terkesan ngaco dan ngawur alias nyambung nggak nyambung. Hadeehh…
Oke…, ada baiknya merefresh pikiran sejenak dengan menulis ‘artikel semau gue’. Apapu itu, yang pasti harus berhasil membuat otakku kembali segar dan plongg!
Mungkin tulisanku, baik yang sudah2, yang ini, maupun yang akan datang, berisi (sedikit) curhatan, entah kejadian yg ku alami sendiri, ataupun perasaan yang telah, sedang, akan ku rasakan *karena aku tak ingin banyak berhayal ;)
Hidup itu pelajaran. Setuju??
Dan perlu diingat juga, bahwa hidup itu belajar. Karena yang namanya pelajaran itu perlu dipelajari, untuk itulah kita perlu belajar. :D
Sekarang lagi ngetrend2nya kalimat2 seperti ini:
Kesulitan mengajarkan kita untuk SABAR
Masalah mengajarkan kita untuk KUAT BATIN
Kesempitan mengajarkan kita untuk QONA’AH
Kebahagiaan mengajarkan kita untuk selalu BERSYUKUR


Selepas menjadi sarjana muda, dengan gelar Ahli Madya (A,Md.), aku merasa menjalankan sesuatu yang mungkin tak sepadan dengan diriku. Istilah gaulnya mungkin ‘bukan gue banget!’. Menjalankan kegiatan, pekerjaan yang memang aku sendiri nggak tau cara mengembangkannya, aku merasa nggak berbakat di situ, merasa nggak sejalan dengan pola pikirku sendiri.
Di sinilah aku mulai merasa menjadi manusia hina yang nggak tau bersyukur L. Aku berusaha untuk mengingat-ingat kembali janji Allah SWT. atas rizki yang akan diberikan kepada makhluknya dengan cara apapun, dan dari arah yang tidak disangka-sangka. Itulah yang membuat jalan pikiranku lebih terbuka dan mensyukuri ni’matnya, dalam bentuk apapun, dari manapun, dan seberapapun banyaknya. *aku sudah mencobanya, sekarang giliran kalian ;)
Apalagi sudah banyak nasihat orang2 bijak, bahwa, memang sangat bagus jika kita melakukan suatu pekerjaan yg kita senangi, dan lebih bagus lagi jika kita bisa menyenangi apa yang menjadi pekerjaan kita (suka ataupun tidak suka sebelumnya).
Dari dulu hingga sebelum sekarang, aku selalu berhasil melakukan dan mengerjakan apa yang menjadi kesenanganku. Aku bisa mencapai sesuatu yang menjadi impianku. Tetapi, mungkin kini saatnya Tuhan menegurku, bahwa tidak semua keinginan hambaNya dapat terkabulkan, karena Dia Maha Tahu apa yang dibutuhkan dan yang terbaik bagi hambanya, sedang kita tidak mengetahui.
Namun aku tetap merasa dekat, bahkan sangat dekat, ketika aku bermunajat kepadanya atas kesulitan dan beban yang diamanahkanNya untukku, setelah itupun aku merasa Ia mengabulkan. Di saat itulah aku merasa menjadi hamba yang dimanjakan olehNya, ya Allah..ya Karim… x)
Dan memang benar, di setiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Dan tak selamanya kesulitan itu menyulitkan, bagi mereka yang mau berjuang, karena hal itu dianggap sebagai perjuangan. Kata kesulitan hanyalah sebuah ‘penilaian’.