24.12.10

Blok M Walking

Jadi, waktu itu hari sabtu, di mana gw masih melakukan kegiatan-kegiatan layaknya ibu rumah tangga, bantuin umi bebenah, ya nyetrika, bersih-bersih rumah, ngempu bocah, dll.
Sekitar jam 9 kurang berapaa gitu, tiba-tiba secara otomatis hape gw berbunyi. Kruluk…kruluk… *anggap aja bunyinya begitu. Panggilan dari ‘12Nae’, sahabat MTs gw dulu, mengapa eh mengapa namanya begitu, karena eh karena angka 12 itu diambil dari MTs N 12 dan Nae adalah nama panggilan Nana yang gw buat-buat sendiri, :Dv
Ketika gw mendekatkan hape ke telinga, lalu hape itu mengeluarkan suara ajaib! Begini suaranya “mia, hari ini lu ada acara gak?” dengan tidak yakin gw jawab “nggak kayaknya! Knp?” lalu ia berbunyi lagi “dwi minta temenin tuh, mau cari sepatu kuliah, ke blokM aja, mau nggak??” dengan tegas gw jawab “mau!!”. Kita janjian di blokM sekitar jam 11.
Gara-gara janjian yang dadakan itu, gw nyetrika dengan sangat ngebuttz. Untung beres-beres rumah udah kelar. Akhirnya setrikaan gw beress tepat pada waktunya. Jam 10 setelah sarapan gw mandi, dan siap-siap untuk caww ke blokM.
Dari rumah menuju blokM gw biasa menggunakan jasa angkutan umum metromini 70 jurusan Joglo-BlokM. Yaa…secara mau pake mobil pribadi, gw gak punya, mau bawa motor, motornya dibawa sama abang gw buat kerja *padahal bilang aja gak bisa naik motor, ahihi ^^
Minibus yang selalu tampak butut itu meskipun baru, meluncur dengan kecepatan yang terkesan sangat memaksa, hingga suara mesin bis itu meraung-raung kayak harimau kelaperan. Bis yang ongkosnya sangatlah terjangkau untuk berbagai kalangan, yaitu cuma dua rebu perak, tentulah keamanan dan kenyamanannya kurang terjamin. Makanya, untuk pengguna angkutan umum ini kudu ati-ati tuu…, karena khawatir di dalamnya ada copet, pemalak, atau penjahat dalam bentuk lain. Tapi selama gw mengabdi pada bis ini sehingga sopir dan kernet mendapatkan tambahan penumpang, gw sih Alhamdulillah wa syukurillah wa kurang nikmat lah belum pernah menemui orang2 jahat seperti yang diceritakan orang2.
Kalo masalah kenyamanan, paling-paling pedagang2 asongan yang seliwiran, peminta-minta yg berjiwa pemalak, atau pengamen yg terobsesi ikut ‘Indonesia mencari bakat’.
Di tengah perjalanan menuju blokM, naiklah sesosok pria berperawakan besar, kepalanya botak, otot tangannya sekel dan bertato, kaosnya jangkis berwarna gelap, pake celana jeans robek-robek, sambil bawa gitar, xixixi…. ^^ serem-serem bawanya gitar.
Seperti kebanyakan pengamen, laki-laki itu mengucapkan ‘assalamu alaikum…’ sebagai salam pembuka, dan meminta maaf atas perbuatan yang akan dilakukannya karena ia tau bahwa ia akan mengganggu para penumpang. *kalo udah tau itu salah mestinya nggak dilakukan ya, ckck…, hihi
Mungkin pada awalnya pengamen2 jalanan itu mengamen bertujuan untuk mencari nafkah dengan jalan memberikan hiburan kepada para pendengarnya, sekaligus mengasah bakat menyanyi dan bermain musik *sok tau banget gw. Namun, seiring perkembangan jaman, pengamen2 itu justru malah mengganggu para penumpang dari segi kenyamanan, ketentraman, kedamaian, keadilan, kesehatan, kebersihan, ke…..manapun kita pergi. *apasi.
Lalu…, mulailah pengamen itu memainkan gitar dan menyanyikan beberapa lagu. Sambil melirik dengan tampang datar, gw memperhatikan jari-jari yang memainkan gitar itu, jari2nya gak bergerak, gak pindah2, alias kuncinya itu-itu aja, lho..lho..!! sambil mendengarkan suara gitar yang gak beraturan itu, gw juga menikmati lagu-lagu yang dinyanyikannya. Lagu2 yang dinyanyikannya rata-rata lagu tahun 80 dan 90-an, di antaranya yaitu lagu ‘balonku’, ‘bintang kecil’, ‘di obok-obok’, dan seterusnya gw lupa.
Setelah pengamen yang berperawakan kaya tukang pukul dan berjiwa pelawak itu selesai mengamen, ia pun mengucapkan kalimat penutup serta permintaan maaf lagi kepada para penumpang, begini kira-kira omongannya “trimakasih.., sekian lagu dari saya, dan saya mohon maaf karena saya memang nggak bisa main gitar dan nggak bisa nyanyi juga, karena daripada saya nggak ada kerjaan pulang ke rumah dimarahin mertua maka saya ngamen apa adanya, dan mohon do’anya semoga saya bisa menikah lagi untuk yang kee-lima” *PARAAAHHH GAK TUHH
Wkwkwkwk….., pegel perut gw nahan ketawa denger lagu-lagunya tadi, ditambah kalimat penutup yang ngasih kesan kalo laki-laki itu gak punya malu. Gw sih nggak tau yang dia bilang itu bener apa nggak, tapi yang jelas gw cukup terhibur dengan keanehan-keanehan orang yang hidup di Ibu Kota ini. ^^
Sesampainya gw di lobi blokM ternyata dua emak2 yang mengaku masih remaja itu belum juga menampakkan batang hidungnya, daun telinganya, mulutnya, tenggorokannya, halahh. Mereka yang ngajak jalan tapi kenapa jadi gw yang semangat sehingga gw datang sangat tepat waktu! *hiyaak dzigg!
Dengan sabar yang teramat luar biasa, gw pun menunggu mereka hingga satu jam, hingga tiba waktu zuhur, bersamaan dengan tibanya salah satu teman gw yang bernama Dwi. Haduhh…pengen ngomel kayaknya malesss…, membuang energi, apalagi gw emang orangnya cengengesan, jadi kalo ngomel malah diketawain sama teman gw, ckck.
Terus kita berdua langsung menuju masjid terdekat untuk shalat zuhur sambil nunggu Nae. Selesai shalat dan belum beranjak, Nae pun memunculkan jiwa raganya dengan napas yang terengah-engah. Sampai di masjid, si Nae bukannya langsung shalat malah curhat tentang perjalanannya menuju blokM dengan bis metromini juga.
Namun, Nae baru melanjutkan ceritanya setelah shalat zuhur. Ternyata dia juga menjumpai hal yang dapat mengurangi kenyamanan masyarakat pengguna angkutan umum minibus. Sekelompok laki-laki berpakaian gembel [baca: anak punk] melakukan atraksi bunuh diri dengan menyilet-nyilet beberapa bagian tubuhnya dengan silet. *ngeri banget gw liat begituan, ihhh.
Tapi yang bikin was-was adalah saat cowok2 itu meminta uang yang mereka anggap sebagai imbalan dari hiburan atraksi mereka. Mending mintanya biasa aja, nahh ini, sambil nyodorin silet! Sok iye banget tu cowok. Kalo gw taksir dari umurnya (taksir, nebak maksudnya. Bukan naksir -.-) paling2 seumuran anak sekolah SMP. Mungkin mereka anak karbitan, jadi sikapnya agak ketuaan, hihi. Kenapa gw bisa menaksir usia anak2 karbitan itu, kan gw gak bareng Nae?! Karena, gw juga pernah ketemu dengan komplotan bocah2 itu di dalam bis, entah kapan.
Setelah cerita-cerita, kita cari makan karena memang udah waktunya makan siang, halahh….
‘Burger Klenger’ ada di depen mata, maka itulah yang kita pilih karena males jalan jauh2 cuma buat cari makan. Ya seperti burger lainnya, Burger Klenger isinya terdiri dari daging, sayuran, mayones, keju, dan tak lupa rotinya. Beberapa bahan di dalamnya itu ada yang kita nggak suka. Gw nggak suka mayones, Dwi nggak suka sayurannya, dan Nae sama kayak Dwi tapi masih toleran sama mentimun.
Setelah beberapa ganti menu, akhirnya kita memesan 3 burger, yaitu “double beef tanpa sayur sama sekali, burger klenger special 2, yang satu nggak pake mayones, yang satu nggak pake selada dan sedikit mentimun.” si abang bingung, ihihi…
“inget nggak, bang??” tanya gw. “iya inget!” jawab si abang yang keliatannya masih bingung sambil mengulang menu pesanan kita. Sambil senyum manis yang mungkin biasa dipasang si abang untuk meluncurkan rayuan mautnya ke ceweknya *haha, ia pun bertanya kepada koleganya yang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk menu pesanan kita, “inget gak, Ben?” kira-kira begitu kata si abang. Lalu, temannya pun hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manis, wakakakak.
Karena kami ragu akan daya ingat si abang-abang Klenger itu akibat pesanan kita yang tak menentu, maka Dwi mengulangnya sekali lagi. Gfdxhfmjyhfjyhgf…………………..
Setelah pesanan jadi, burger yang ngaku-ngaku Klenger itu pun kita nikmati di kursi-kursi tempat makan yang nggak jauh dari situ sambil obral obrol masalah penting hingga nggak penting.
“wahh…, gw belom klenger nihh…!!” kata gw yang sebenernya belum kenyang, “kok kita makan gak ada minumnya ya…?!” sambil celingukan cari yang jualan minum di sekitar situ. “yaudah kita habisin dulu burgernya, trus beli minum ke carrefour” si Dwi kegayaan banget mau beli minum aja mampir ke Carrefour, bukannya knp, keburu serettt ini tenggorokan! Pendapat Dwi itu disetujui Nae yang katanya mau survey harga beberapa item.
Dengan tenggorokan yang begitu seret akibat ulah dua anak itu, kita keliling Carrefour cari rak minuman mineral. Akhirnya kita menemukannya, Mereka langsung meneguk air yang belum dibayarkan ke kasir itu hingga habis setengah botol ukuran 360 ml. Gw belum meneguk air itu sedikitpun, bahkan segelnya pun belum gw buka, karena katanya mah yak, gak baik kalo minum sambil berdiri.. .^^. Padahal emang gw nggak suka juga minum sambil berdiri, takut beser, xixixi…..
Setelah itu kita keliling Carrefour untuk survey harga beberapa item. 10 menit…. 20 menit…..dan akhirnya kita ke kasir juga untuk membayar beberapa botol air mineral yang kosong setengah, ckckck.
Keluar Carrefour.......cari tempat duduk……,, emmmmhhh…akhirnya gw minum juga!! Sambil menunggu sang Cinderella mencari sepatunya yang hilang sebelah, hahah…, maksudnya si Dwi yang mau cari sepatu buat kuliah.
“udah yuk pulang!! Capek nih…” kata Dwi. “Hahhh!!! Gitu doang??! Jd kita ke sini Cuma mau maka burger aja ni..!!” si Nae geram, xixixi….^^
Yaudah…akhirnya kita duduk-duduk di bukan tempat duduk sambil nunggu sang ilham datang sambil ngobrolin apa yang udah terjadi selama kita berangkat tadi.
Truuussss…, karena udah nggak ada kerjaan lagi…, maksudnya udah nggak ada lagi yang dicari maka kita semua kembali ke habitat masing-masing dengan minibus andalan kita masing2.

21.12.10

13 Menit Saja

Memasuki awal bulan November. Tepat sepuluh hari setelah gw wisuda. Dan pada awal bulan ini waktunya gw menebus foto prosesi dan trofi wisuda ke kampus, sekaligus melepas teman-teman satu kosan yang pada hari itu juga akan pulang ke kampung halaman mereka masing-masing. Subang, Bandar Jaya , Tanjung Enim, dan Lahat adalah tempat kembali teman-teman kosan gw yang hari ini akan berangkat.
Satu per satu mereka pamit pergi dan membuat kita-kita yang ditinggalkan sedih. Seperti kebiasaan para cewek kalo mau berpisah jauh dan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan lamanya, kita semua pun nangis tanpa malu-malu. Apalagi jarak mereka yang sangat jauh, kalo mau ngumpul untuk reuni alias kangen-kangenan beberapa dari kita harus rela pergi jauh hingga menyeberang lautan.
Eryu, teman gw yang berasal dari Tanjung Enim, Palembang, dengan dandanannya yang modis dan Chinese, berusaha nahan tangis sekuat matanya yang rada sipit itu agar air matanya nggak luber. Dia juga berusaha menenangkan gw agar tidak terlalu sedih, begini katanya, “miiaa.., jangan sedih, nanti kita bisa ketemu lagi qo’…!”. Namun begitu, gw tetap aja sedih dan ngeluarin air mata sampai dia udah mau berangkat dengan ojek jemputannya, karena dia adalah salah satu teman yang paling sering gw ledek akibat keusilannya yang suka kent*t sembarangan.
Usailah farewell party sederhana itu dan meninggalkan suasana kosan menjadi sepi sunyi karena tak ada lagi suara gelak tawa yang biasa membuat orang-orang yang lewat depan rumah kosan ini spontan nengok teraneh-aneh ke arah kosan.
Berdetik-detik, bermenit-menit, berjam-jam, hingga berhari-hari kami melakukan kegiatan rutinitas di rumah masing-masing dengan kebiasaan masing-masing. Ada beberapa dari kita udah mendapat kerjaan, ada yang belum menentukan nasib selanjutnya dirumah, dan gw yang mengabdikan diri sebagai penganggur sementara, hanya menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang (semoga) bermanfaat dan (menurut gw) asik dilakukan.
Menulis sesuatu yang menurut gw menarik untuk diabadikan dalam sebuah tulisan, dan mencurakhan segala pikiran maupun perasaan. Itulah yang paling sering gw lakukan. Di depan laptop berjam-jam ngetik dan sesekali melihat foto-foto yang gw setting sebagai screen saver, atau ngapain ajalah di depan laptop, yang jelas nggak bikin video amatiran gaya Shinta&Jojo.
Saat gw beristirahat sebentar, untuk mengistirahatkan mata, karena udah terlalu lama mata melototin layar kaca yang pantang menyerah itu, gw dapet panggilan di Hp gw dengan kode nomor telepon 0273……
Bagi gw ini nomor asing banget yang sebelumnya belum gw liat di list panggilan Hp maupun telepon caller Id gw yang dulu. Begitu gw angkat, terdengarlah suara cewek, dia berkata, “hey mia! Nggak usah sok imut!” sampai gw bertanya dengan suara yang sengaja gw imut-imutin, “ini siapa?”, itu cewek hanya ngejawab dengan mengulang kalimat yang pertama ia katakan tadi. Dengan pengulangan suara, akhirnya gw mengenali suara itu dan kemudian gw sebut namanya sambil ketawa, “Eryu!!!”
Tanpa basa basi, dan tanpa kangen-kangenan, Eryu segera mengutarakan maksudnya menghubungi gw. Bla..bla..bla..habdfvhbadjhbvjhdvbbd…, begitulah maksud Eryu nelpon gw dimalam yang hampir pekat. Ternyata dia mendapat panggilan dari kantor BCA hari itu untuk mengikuti tes di Jakarta Barat, Slipi tepatnya. Nahh kan gak begitu jauh dari rumah gw, maka dia minta kesediaan gw untuk menumpangi dia untuk beberapa malam beberapa hari, lalu gw sangatlah bersedia dia tinggal sementara di rumah (ortu) gw. Sampai akhirnya, gw menjemput cewek yang biasa gw sebut ‘Osin’ itu ke bandara Soetta *Soekarno-Hatta.
Perpisahannya udah nagis-nangis, terus sms-an selama diperjalanan mudik karena khawatir kangen, taunya bakalan ketemu sepuluh hari setelah berpisah kemarin, hi…hii…ha..haa…
Sekitar satu setengah jam gw menunggu di lobi, akhirnya gw menemukan dia dengan cepat meskipun suasana sangat ramai, karena ciri-cirinya yang sangat gw kenali. Eryu berdua dengan ibunya, celingak-celinguk sambil mencari gw. Dan happ!! Gw bisa mendekati mereka sebelum mereka lihat gw. Sentak Eryu terkejut dan spontan kita cipika-cipiki *ciumpipikanan-ciumpipikiri, dan cium tangan.
Lho???!! Qo cium tangan??! Siapa cium tangan siapa???
Saat itu juga gw jadi merasa sangat tua karena Eryu ketemu gw malah cium tangan, ha…ha…ha…. Namun, dia cium tangan sambil minta maaf…………………………
Bingung deh gw, qo Eryu dateng-dateng langsung minta maaf sama gw!!!?
Masa iya dia dateng ke Jakarta nemuin gw sekalian mau minta maaf untuk tiga tahun selama kita bersama!? *sinetron banget sihh..haha. Nggak selebay itu, teman-teman!!
“mia, maafin gua!!” begitulah kira-kira kata maaf yang diucapkan Eryu dengan bahasa Jakartanya yang berlogat Palembang. “kenapa sih yu??” tanya gw dengan penasaran dan perasaan yang khawatir juga. “gw mau balik lagi ke Palembang, sekarang juga!!!”. “HAH!!!” heran lah ya gw, masa baru nyampe udah mau balik lagi, ke pulau seberang pula! “yang bener yu??!! Kenapa?? Qo bisa!!? Iiih..,apa sihh??!”.
………………………………………….
Ayoo…kenapa cobaa….!!??
Cerita punya cerita, sesampainya Eryu di bandara Soetta Jakarta, setelah pesawat landing, dan dia mengaktifkan Hp-nya, tak berapa lama dia ditelepon seseorang. Perbincangan antara Eryu dengan yang nelpon itu tentunya gw nggak tau, karena kita nggak sempat cerita-cerita waktu pertemuan singkat itu. Eryu diminta orang itu untuk mengikuti tes calon pegawai BRI di Palembang, WAKWAW!!!!
Sebagai mahasiswa yang udah lulus dari universitas di perantauan, tentunya Eryu lebih memilih kesempatan kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal aslinya.
Hmmm…, mungkin Tuhan menjawab kalimat Eryu yang secara nggak sengaja merupakan do’anya untuk kita ketemu lagi, sewaktu farewell sederhana itu.
Ya sudah…, Eryu nggak jadi ke rumah (ortu) gw. Kita juga harus segera mengakhiri perjumpaan singkat itu, perjumpaan yang hanya berlangsung sekitar 13 menit saja.
Terhitung mulai dari misscall Eryu, yang mencoba nelepon gw saat dia celingukan mencari gw di lobi namun tak sempat gw angkat kita udah ketemu, hingga gw melihat jam di Hp untuk memperkirakan waktu keberangkatan dia kembali ke Palembang.
Dengan berbekal ‘Kemplang’, yaitu kerupuk khas Palembang, gw pulang ke rumah, sementara Eryu mencari tiket di area bandara. Orangnya nggak jadi ke rumah, kemplangnya pun jadi :D.
Dengan perasaan nggak enak, Eryu masih aja minta maaf ke gw lewat sms. Dia merasa udah ngerepotin gw dengan menjemput dia jauh-jauh, karena dia udah tau kalau dari rumah gw ke bandara jaraknya nggak begitu dekat. Kira-kira begini sms-nya, “maapin gw yaaa, gw sedih tww, gw ngerepotin yaa”. Lalu gw balas, “ah elu, ngerepotin aja, padahal gw pengen lebih direpotin lebih dari itu.” Dengan maksud gw berharap suatu saat nanti dia ke Jakarta lagi dan main ke rumah (ortu) gw.

16.11.10

KARAWANG

Hmmmm…..jadwal kuliah dalam seminggu nggak ngepol alias gak full. Dalam seminggu ada beberapa hari yang kosong, kalo nggak salah hari senin, rabu, dan sabtu. Bosan sekali gw hanya berdiam diri tanpa kegiatan berarti di kosan. Kerjanya hanya makan, mandi, tidur, ibadah, ngerjain tugas kalo ada tugas, nonton tv, ketawa. Mau pulang ke kampung halaman udah terlalu sering, apalagi belum ada seminggu gw baru aja balik dari sana.

Ngapain ya yang asik…?!! Mulai memutar otak, mencari cara bagaimana agar di hari-hari kosong ini gw nggak ngerasa jenuh.

Sempat terpikir untuk pergi ke kawasan kota tua Jakarta Pusat, tapi niat itu gw urungkan, karena hitungannya itu sama aja gw pulang ke kampung halaman, nanti ujung-ujungnya pulang ke rumah :D.

Lalu…, dengan cepat gw menghubungi teman kuliah satu jurusan yang dulu pernah ngajak gw untuk ikut dia pulang ke kampung halamannya. Gw menghubungi dia karena gw berpikir kalo dia belum pulang ke kampungnya dan masih ada di kosan. Secepatnya gw sms dia sebelum dia berangkat, maksudnya supaya gw bisa ikut pergi bareng teman gw itu.

Begitu dapet balesannya, yaaahh…, ternyata dia udah di Karawang. Kumaha iyeu?!! Gw udah pengen banget ikut dia dan gak tau lagi mesti ke mana. Hmmmmm…, ya sudahlah, tak perlu risau. Akhrinya, gw mengambil keputusan seperti yang sebelum-sebelumnya gw lakukan. Gw tetap berangkat ke Karawang, meskipun sendiri dan belum pernah ke sana.

Caranya sangatlah gampang, gw cukup meminta teman gw itu menjelaskan bagaimana caranya supaya gw bisa sampai di sana dengan selamat dan utuh. Naik kendaraan apa aja, dan berapa ongkosnya.

Berbekal baju salinan sepasang, alat mandi, alat lenong, dan item lainnya yang mesti dibawa untuk menghindari kejenuhan selama di perjalanan, gw pergi seorang diri menuju terminal Baranangsiang, Bogor. Dengan jiwa pemberani gw yang tergolong nekat, gw naik bis AgraMas jurusan Karawang-Bogor. Berbeda dengan AgraMas jurusan Lebak Bulus-Bogor, AgraMas yang menuju Karawang selalu menunggu penumpang penuh meskipun udah lebih dari setengah jam ngetem.

Eufff….sumpekk!! untung gw duduk di pojok dekat kaca, kalo di tengah atau di pinggir gak kebayang pengapnya karena terjepit penumpang lain meskipun itu bis full AC. Setelah bis sudah padat, maka supir pun melaju meninggalkan kota Bogor.

Selama di perjalanan gw sibuk sms-an dengan teman gw yang udah sampai di Karawang itu untuk meminta penjelasannya supaya gw nggak nyasar. Dua jam perjalanan gw dengan diantar bis AgraMas itu sampai di kawasan yang kanan kiri jalannya membentang luas lautan padi, padiiiii semua, jarang banget ada pohon-pohon besar apalagi rumah penduduk, itu berarti gw udah sampai di Kabupaten Karawang.

Kurang lebih 3 jam gw sampai di terminal Klari. “Bade kamana teh?? bla? bla? bla?”, tanya para calo kepada gw dengan bahasa sunda yang agak kaku *mungkin pendatang, sambil menyebutkan nama-nama tempat yang gw nggak ngerti, bagai selebritis yang diserbu berbagai pertanyaan oleh wartawan media massa. Tapi gw hanya berlalu sambil menggelengkan kepala untuk mewakili jawaban “nggak”, dan kali ini juga bagai selebritis yang sok sibuk dan gak mau beritanya tereksplor. Lalu gw naik angkot sesuai petunjuk teman gw itu dan turun di depan pom bensin.

Gw mulai celingukan mencari teman gw. Sambil telpon-telponan lihat kanan-kiri, tak tampak juga batang hidungnya, padahal dia bilang udah ada di sekitar pom bensin. Nahhh…loo!!!, gw mulai cemas, jangan-jangan gw salah turun dan pom bensin ini bukan yg dimaksud teman gw!

Hampir aja ada pikiran mau naik angkot lagi untuk nerusin parjalanan, tapi ahh…untung aja otak gw memberi kesempatan berpikir dua kali, pom bensin ini kan luas, mungkin aja dia ada di sisi pom yang lain. Kemudian gw coba jalan ke persis depan dan tengah-tengah pom sambil celingak-celinguk. Dan ternyata benar, teman gw itu ada di sisi sebelah kiri pom, sedangkan gw nunggu di sisi kanan pom.

Karena gw berangkat dari Bogor agak siang, maka gw sampai di Karawang juga terlalu siang. Gw di sana disambut dengan hangat oleh keluarga Novi, ya…, Noviana Dwiastuti, cewek keturunan Boyolali yang lahir dan besar di Karawang.

Karena gw ke sana memang tujuannya untuk jalan-jalan dan menghilangkan suntuk, maka siang itu juga gw langsung mengajak Novi jalan-jalan *terbalik ya harusnya Novi yg ngajak gw :D. Keliling di sekitar perkotaan Karawang mencari tempat yang asik dan khas, di antar dengan mobil angkot berplat ‘T’.

Novi menunjukkan gw mall terbesar di Karawang, namanya mall Karawang. Lalu kita berdua masuk meskipun cuma sekedar hunting barang-barang yang sebenarnya bisa di cari di mana aja. *yang berarti, gak penting banget jauh-jauh ke Karawang malah ke mall. Liat ini, liat itu, masuk ke ruang ganti, coba yang ini, coba yang itu, biasalaah cewek, suka laper mata. Dan sampai lelah, kami keluar dari mall itu, tanpa membeli apa-apa! XD

Hmmm…laparr!!! Udah siang dan hampir sore perut belum juga di isi, maka kita melanjutkan ekspedisi kota Karawang.

Menelusuri jalan di pertengahan kota goyang ini untuk mencari sesuap nasi, haha…. Sayang seribu sayang. Lagi-lagi pilihan kita yang nggak banget. Kita memilih mie yamin untuk pemanis perjalanan kita ini. *padahal mie yamin di Bogor juga banyak. Ternyata di Karawang nggak terlalu menonjolkan ke-khas-annya seperti makanan khas, cinderamata, dll.

“Dua porsi mie yamin dan dua gelas es teh manis”, sebagai pelengkap cerita gw di Karawang. Suara cekakak-cekikik kita mengundang penasaran orang. Mereka yang makan di sana menoleh hampir serempak ke arah kita karena penasaran dengan apa yang kita lakukan sehingga mengeluarkan suara tawa yang menggelitik. Meskipun cuma berdua, kita berusaha membuat suasana seperti rame-rame, seru.

Tembak sana tembak sini, kita foto-foto hingga entah apapun yang difoto, bahkan tukang mie yamin dan pegawai-pegawainya pun mau gw foto, tapi nggak jadi karena udah kepergok duluan. Semua itu gw lakukan semata-mata untuk mengabadikan momen penting nggak penting itu.

Suasana di tempat mie yamin itu cukup rame, karena memang dekat dengan lapangan olahraga. Pergi satu datang tiga, pergi tiga datang dua, dan sampai beberapa kali ganti pembeli mie yamin kami belum juga beranjak. Sampai sang penjual merasa risih dengan keberadaan kita yang sebenarnya nggak ganggu-ganggu banget akhirnya kita pergi.

Pergi asal jalan, semau kaki melangkah. Karena gw memang orangnya tukang jalan, maka jarak yang hampir 1 km pun gak jadi masalah, sambil menelusuri kota surga padi itu. Sejauh mata memandang, di sisi kanan kiri jalan, terhampar padi sawah. Hijauuu semua, karena memang belum musim panen.

Sore hari pun menegur kita, matahari yang tadinya membakar ubun-ubun kini menyorot mata seperti lampu tembak. Waktunya shalat ashar. Gw masih kepingin jalan dan belum mau pulang, untuk itu Novi mengajak gw ke masjid terdekat. Kebetulan ini berada di pusat kota, masjid yang gw kunjungi pun masjid Agungnya, masjid terbesar di Karawang, Masjid Agung Karawang.

Selesai shalat, kita duduk-duduk santai di halaman masjid, di bawah pohon kelapa sawit afrika, sambil menikmati es dawet. Memang adem rasanya angin semilir-semilir yang bertiup di sekitar masjid manapun, hingga gw dan Novi pun betah obral-obrol di sana. Dan yang nggak ketinggalan, yaitu mengabadikan momen dengan berpose yang sekali lagi penting nggak penting itu di masjid terbesar Karawang ini.

Hari mulai gelap, waktunya pulang ke rumah Novi, meskipun dalam hati gw masih pengen jalan-jalan yang tanpa rencana itu. Kita pulang dengan wajah lesu karena kelelahan melalui jalan yang sama waktu perginya.

Sesampai di rumah, Novi ditegur sang mamah karena pulangnya kesorean. Uppss..!! gara-gara gw si Novi jadi dapet teguran halus, hehe…. Karena mungkin memang Novi jarang pulang dari bepergian sampai terlalu sore menjelang maghrib seperti waktu itu. Beda dengan gw yang wara-wiri bebas ke mana pun gw suka *tentunya udah diizinin.

Kita istirahat di rumah sambil mengumpulkan kembali tenaga yang cukup terkuras akibat jalan-jalan yang nggak penting-penting banget itu, karena esok harinya kita mesti balik ke Bogor untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai mahasiswi, kuliah Etika Bisnis yang di bawakan oleh Bpk. Asi Napitupulu.

Praktikum Penyuluhan

Penyuluhan merupakan proses pendidikan non formal yang digunakan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan/tindakan warga yang disuluh (perseorangan, kelompok, dan massa) agar dapat memecahkan masalah dan berlaku agribisnis yang lebih efisien dan inovatif.

Dalam proses penyuluhan, secara langsung dan tidak langsung terjadi suatu komunikasi antara penyuluh dan yang disuluh. Syarat komunikasi dalam penyuluhan antara lain :

(1) Prosesnya haruslah komunikatif, isi pesannya harus bermakna bagi orang yang disuluh. Dengan anjuran/saran/alasan yang bermakna ini akan mengobarkan imajinasi, yang selanjutnya membuat orang tergerak baik mental maupun fisik.

(2) Caranya harus persuasif dan bukan paksaan

(3) Dapat diterima dengan menyenangkan

Karena kegiatan penyuluhan ini hanya bertujuan untuk melatih kemampuan berkomunikasi dengan massa, maka pada pelaksanaan praktikum penyuluhan yang saya lakukan bersama teman-teman satu kelompok, dilakukan terhadap anak SMP kelas 3 di Kabupaten Bogor. Dan kami mengambil judul “Berbisnis dengan Kelobot Jagung”. Di sini kami mengharapkan siswa-siswi SMP ini dapat termotivasi dan terasah kemapuan/potensinya dalam berinovasi pada lembaran-lembaran kelobot jagung.

Jagung merupakan komoditi penting yang dimanfaatkan penduduk Indonesia sebagai komoditi pangan. Bahkan, seiring perkembangan zaman, jagung dimanfaatkan oleh Negara asing sebagai penghasil bioethanol. Namun, dalam proses produksinya, yang kebanyakan dimanfaatkan pada jagung hanyalah bijinya, sisanya hanya dimanfaatkan sebagai bahan kebutuhan yang kurang bernilai ekonomis. Seperti batang yang hanya dimanfaatkan untuk ajir, daun untuk pakan ternak, atau bahkan ada yang diabaikan hingga membusuk.

Di sini, kami mencoba memberikan suatu clue berupa ide inovasi kreatif agar pemikiran siswa terpancing dan termotivasi untuk melakukan kegiatan kreatif ini maupun kegiatan yang sejenisnya. Memanfaatkan kelobot jagung untuk membuat handycraft merupakan kegiatan yang dapat mengatasi masalah sampah organik serta dapat menghasilkan karya yang bernilai ekonomis.

Kelobot jagung yang telah kering dapat dibuat menjadi bros cantik, bingkai foto, boneka, bahkan pakaian.

Saat melaksanakan penyuluhan, kami memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya serta mencoba sendiri untuk membuat prakarya dari kelobot jagung tersebut. Suatu kegiatan penyuluhan dapat dikatakan berhasil apabila penyuluh mampu dan berhasil mempengaruhi pola pikir, pengetahuan, dan hasrat para suluh, sehingga para suluh memperoleh pengetahuan dan informasi yang lebih luas, serta hasrat untuk melakukan kegiatan tersebut meningkat.

11.11.10

Alasan Menjadi Vegetarian

Menjadi seorang vegetarian merupakan salah satu hal untuk menjalani pola hidup sehat. Pelaku vegetarian akan merasakan begitu banyak manfaat dari hasil konsumsi sayuran-sayuran segar. Sudah banyak hasil penelitian yang menyebutkan kebaikan atau keuntungan menjadi vegetarian. Untuk itu, jangan ragu untuk menjalani pola makan vegetarian. Aturlah komposisis hidangan secara seksama, dan dapatkan tubuh sehat dan langsing. Beberapa manfaat atau keuntungan menjadi vegetarian di antaranya :

Umur Anda lebih panjang

China health project menemukan bahwa orang-orang Cina yang memakan lemak hewani paling sedikit, memiliki risisko paling kecil mengidap kanke., penyakit jantung, dan penyakit degenerative kronis lain seperti kencing manis. Penelitian lain dilakukan di Inggris selama 12 tahun, melibatkan 6000 vegetarian dan 5000 pemakan daging. Hasilnya, pelaku vegetarian yang meninggal karena kanker 40% lebih rendah daripada pemakan daging, sedangkan yang meninggal karena penyakit lain 20% lebih rendah.

2. Menjaga kesehatan jantung

Kematian akibat penyakit jantung semakin meningkat. Bahkan , dinegara kita, Indonesia, penyakit jantung sudah menjadi pembunuh nomor satu. Hal ini disebabkan antara lain karena pola makan yang salah, meningkatnya kolesterol darah, kurang gerak badan, dan stres.

3. Jauh dari ancaman kanker

the national cancer institute mengatakan wanita yang setiap hari menyantap daging berpeluang empat kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan yang tidak makan daging setiap hari. Sebaliknya, risisko mengidap kanker pada wanita yang melahap sayuran setiap hari berkurang 20-30%. Studi lain yang dilakukan di Jerman menyimpulkan sistem kekebalan tubuh kaum vegetarian lebih efektif membunuh sel tumor daripada sistem kekebalan para pemakan daging. Sayur mayur melindungi mereka dari kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker kulit.

4. Tubuh menjadi langsing

Pada umumnya pelaku vegetarian memiliki tubuh lebih langsing daripada pemakan daging. Alasannya, sayuran yang kaya protein seperti taoge, kacang merah segar, bayam merah, daun kacang panjang mengandung lemak dan kalori lebih rendah daripada standar dari diet. Tak heran jika pelaku vegetarian jarang terserang penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan seperti penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus.

5. Timbunan racun dalam tubuh akan terkuras

Tidak makan daging membantu membersihkan timbunan racun dalam tubuh, yang dapat menimbulkan penyakit. Contohnya polusi lingkungan maupun bahan tambahan makanan (food additives) seperti zat pengawet, zat pewarna, pemanis sintetis, dll.

6. Tulang semakin kokoh

Kelebihan protein mengganggu penyerapan dan retansi kalsium, sehingga mendorong tubuh menguras kalsium yang dapat mengakibatkan penyakit rapuh tulang (osteoporosis). Protein hewani menyebabkan darah bersifat asam. Guna mengimbangi keadaan tersebut, tubuh mencuri simpanan kalsium dalam tulang. Pengurangan simpanan kalsium tulang menjadikan kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi rapuh.

7. Selalu lancar ‘ke belakang’

Mengonsumsi banyak sayuran berarti mengonsumsi banyak serat yang berfungsi untuk membantu mendorong sampah makanan keluar dari tubuh. Hasil penelitian di AS menyimpulkan bahwa serat jarang mengalami sembelit, penyakit wasir, dan gangguan usus.

8. Tidak menderita sakit punggung

Sakit punggung dapat disebabkan karena adanya gangguan pada pembuluh arteri. Dengan mengonsumsi makanan nabati, pembuluh arteri menjadi bersih dari endapan kolesterol. Kelebihan kolesterol mengakibatkan penyumbatan yang dapat menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung koroner. Dengan demikian, mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dapat mempertahankan kesehatan punggung Anda.

(Sumber : Nirmala, 2008)