Sungkai adalah tanaman kayu yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan pokok produk-produk kayu seperti lemari,
meja, bangku, dipan, daun puntu dll. Kebutuhan produksi yang terus berlangsung
tersebut menuntut bahan pokoknya untuk
terus berproduksi demi memenuhi permintaan industri. Sementara, tanaman kayu
tersebut tidak mudah dibudidayakan secara cepat dan banyak dalam waktu yang
relative cepat melalui budidaya
konvensional.
Sebagai alternative yang lebih baik
untuk perbanyakan sumber bibit, dapat dilakukan perbanyakan melalui kultur
jaringan. Karena dengan kultur jaringan, dapat menghasilkan bibit-bibit yang
lebih banyak dan relative lebih cepat, serta bibit yang sehat bebas
penyakit/virus.
Namun dalam pelaksanaannya, proses
perbanyakan melalui kultur jaringan akan menghadapi tantangan yang cukup rumit
pada proses awal, yaitu proses inisiasi.
Dalam kultur jaringan, proses inisiasi
merupakan proses yang paling sulit. Kegiatannya yaitu memindahkan eksplan
(bahan tanam) dari ruang terbuka ke dalam ruang aseptic, yang terdiri dari
proses sterilisasi eksplan hingga inokulasi (penanaman).
Berbagai prosedur sterilisasi
eksplan pada tiap jenis tanaman telah dilakukan oleh para praktisi kultur
jaringan, dan dapat menghasilkan respon yang berbeda-beda. Pada jenis tanaman
kayu seperti sungkai harus diberi perlakuan khusus dengan modifikasi prosedur
dan bahan sterilan dengan tepat.
Percobaan inisiasi yang telah saya
lakukan yaitu
-
Perendaman
deterjen 1 gr/ 100 ml
-
Perendaman fungisida 0.2 gr/ 100 ml, 2 kali
-
Perendaman bakterisida 0.2 gr/ 100 ml
-
Perendaman asam sitrat 0.4 gr/ 100 ml
- Perendaman
antibiotic + asam sitrat 0.2 gr/ 100 ml
- perendaman
larutan klorok 7%, 5% dan 3 %
- bilas air
steril 3 kali
Pada percobaan inisiasi tersebut,
hanya 8% (2 dari 24 plantlet) yang menghasilkan plantlet yang steril dan tetap
hijau, 8%kontaminasi cendawan dan 84%
browning.
Pada percobaan selanjutnya, saya
memberikan perlakuan yang berbeda untuk tahap sterilisasi. Berikut tahap
sterilisasinya
- Perendaman deterjen 1 gr/ 100 ml
- perendaman asam sitrat
- dialiri air
- perendaman fungisida 200 mg/ 100
ml, 2 kali
- perendaman bakterisida 200 mg/ 100
ml, 2 kali
- perendaman antibiotic
- perendaman larutan klorok 5%, 3%,
dan 1.5%
Dari percobaan kedua, eksplan
sungkai yang tetap hijau sebanyak 13% (4 dari 31 eksplan), 13% kontaminasi
cendawan, dan 74% browning.
Evaluasi dalam inisiasi tanaman
sungkai masih perlu dilakukan, hingga menemukan formulasi pencegahan
kontaminasi, browning, dan mati nya eksplan.