4.8.10

MENGAPA SANGAT SEDIKIT YANG TERTARIK DENGAN ‘PERTANIAN’ ?

Kalau mendengar kata ‘pertanian’, yang ada di benak orang-orang pasti petani yang berpakaian sedikit kotor, memakai caping, memegang cangkul, berada di sawah, dan selalu berhadapan dengan hama tanaman terutama yang sangat menjijikkan itu, ulat. Memang tak bisa dipungkiri karena pertanian itu kata dasarnya ‘petani’, jadi pengertian ‘pertanian’ segala yang berkaitan dengan petani. Yaa...,yg katro lah kelihatannya, ndeso, dusun, apalah yang jelek-jelek.
Tapi, apakah cakupan pengertian pertanian hanya sesempit itu?? Apakah dunia pertanian semenyedihkan itu?? Seberapa besar pentingnya pertanian dan seberapa simpatinya manusia-manusia di Indonesia ini dengan pertanian KITA??
Tunggu dulu..,
Jangan-jangan masih banyak orang yang belum tahu bahwa pertanian tidak hanya sebatas budidaya tanaman, produksi pangan, sayur, buah, dan lain-lain yang biasa dilihat di pasar tradisional. Bigini teman-teman, pertanian itu tidak hanya mencakup dunia pertanaman (segala hal tentang tanaman serta fungsi produksinya sebagai bahan makanan). Kehutanan, perikanan, peternakan juga masuk dalam kategori pertanian.
Dunia pertanian yang identik dengan flora dan fauna ini memiliki cakupan bidang yang lebih luas. Salah satu contoh yang akan dibahas di sini adalah pertanian dalam konteks ‘tanaman’. Bila membahas dunia pertanian maka akan lebih sering menjumpai kata ‘tanaman’ dibandingkan dengan kata ‘tumbuhan’. Dua kata ini memiliki arti yang berbeda, ‘tanaman’ berarti tumbuhan yang telah dibudidayakan dan biasanya bersifat komersil, sedangkan ‘tumbuhan’ hanya sebatas tumbuhan yang tumbuh tanpa melalui pembudidayaan.
Budidaya tanaman tertentu dilaksanakan atas berbagai tujuan produksi. Pada umumnya tujuan budidaya tanaman adalah untuk memproduksi bahan makanan seperti untuk kebutuhan pangan, bahan baku makanan, minuman, dan sebagainya. Selain itu, produksi tanaman juga mengarah kepada kebutuhan bahan alternatif seperti bahan bakar minyak yang di sebut biofuel, biodiesel. Belakangan ini banyak produsen/penangkar mengarahkan hasil produksinya untuk memproduksi biofuel dengan alasan pendapatan yang lebih tinggi, seperti tanaman jagung, singkong, jarak, bahkan beras (wahh…padahal beras untuk makan aja masih impor!!).
Untuk mengembangkan plasma nutfah, suatu tanaman membutuhkan teknik yang disebut Pemuliaan Tanaman. Ini adalah bagian yang bertugas dalam merakit suatu tanaman baru dari plasma nutfah yang ada, yaitu dengan mengembangkan atau merekayasa sifat-sifat suatu genetik tanaman. Dengan keahlian khusus, para pemulia tanaman atau yang disebut “breeder” mampu menciptakan tanaman jenis baru dengan sifat yang berbeda dari sifat-sifat tanaman yang telah ada sebelumnya. Tahu kah kalian ‘semangka non biji’, itu adalah salah satu hasil yang dicapai oleh seorang breeder. Mereka selalu berinovasi mencari keunikan agar memperoleh peluang pasar yang bagus.
Selain itu, teknik perbanyakan tanaman yang lebih modern sudah menjadi pilihan produsen untuk membudidayakan tanaman produksinya. Teknik ini disebut teknik Kultur Jaringan Tanaman, dan di sini para produsen memperbanyak tanaman melalui teknik in vitro seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada http://meongmhs.blogspot.com/2010/08/blog-post.html. Teknik perbanyakan seperti ini belum banyak digunakan oleh para produsen karena masih segelintir orang yang tahu tentang metode ini. Selain itu, biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit mengingat Kultur Jaringan menggunakan alat-alat canggih. Dan alasan lain, mungkin karena masih sedikit orang yang tertarik dengan bidang pertanian sehingga kurangnya kesadaran akan kemajuan dunia pertanian.
Dalam proses budidaya hingga jual-beli bahan perbanyakan tanaman (benih/bibit) tidak hanya sekedar ‘mengolah tanah-menanam-merawat-panen-…lalu mendistribusikannya untuk dijual’. Namun, di dalamnya terdapat proses pengolahan benih yang berskala industri, proses pengujian benih di laboratorium, serta proses sertifikasi calon benih. Semua proses tersebut mengarah pada peningkatan mutu benih sebagai bahan perbanyakan tanaman.
*Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai Pengujian Mutu Benih dan Sertifikasi Benih dapat dilihat pada bagian judul yang lain.
Cakupan pertanian yang luas ini membuat sektor pertanian membutuhkan tenaga terampil yang jauh lebih banyak. Sebenarnya masih banyak bidang pertanian yang belum saya singgung, karena jika dibahas semua saya khawatir para pembaca akan jenuh sehingga meninggalkan wacana ini sebelum selesai dibaca. :D
Untuk itu, sudahkah Anda mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas mengenai dunia persilatan?ehh..,salah!! Dunia Pertanian??? J

0 komentar:

Posting Komentar