Seorang gadis, yang sedang menikmati masa remajanya,suatu ketika ia diajukan pertanyaan oleh seorang bibinya yang begitu menyayanginya. Maka terjadilah sebuah percakapan.
bibi : Kamu sudah remaja, apalagi masa remajamu
berumur tua, sebentar lagi dewasa, mungkin
saatnya kamu untuk memikirkan pasangan hidup.
gadis : Aku merasa kini belum saatnya,...masih terlalu
banyak yang ku pikirkan di luar urusan itu.
bibi : ..................!!
gadis : Aku cukup merasakannya, tanpa harus memikirkan.
Karena terkadang apa yang kita pikirkan tidak
sejalan dengan yang kita rasakan.
bibi : (to the point) Laki-laki seperti apa yang kamu
harapkan?
gadis : (menghela napas) Aku ingin lelaki itu seperti ayah!!!
seperti ayah yang keras kepala
seperti ayah yang egois
seperti ayah yang tidak begitu peduli
dan, seperti ayah yang pelit ...
bibi : Mengapa demikian??!!? Tak adakah yang jauh
lebih baik perangainya?
gadis : Memang demikian..., aku senang, sebab ayah keras
kepala dalam kebenaran dan tidak pernah
menolerir kebathilan.
Ayah egois, jika ia merasa tidak ada satu pun yang
mampu mewujudkan suatu kebaikan.
Ayah tidak begitu peduli ketika ia tahu bahwa
teman-temanku begini dan begitu, karena baginya
berteman itu dengan siapa saja, dan kewajiban bagi
kita mempengaruhi mereka ke arah yang lebih baik
tanpa harus terpengaruh kepada yang buruk.
Ayah pelit, sewaktu aku meminta ini dan itu, yaitu
hal yang dapat membuatku lalai dari kewajibanku.
9.2.10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar