21.12.10

13 Menit Saja

Memasuki awal bulan November. Tepat sepuluh hari setelah gw wisuda. Dan pada awal bulan ini waktunya gw menebus foto prosesi dan trofi wisuda ke kampus, sekaligus melepas teman-teman satu kosan yang pada hari itu juga akan pulang ke kampung halaman mereka masing-masing. Subang, Bandar Jaya , Tanjung Enim, dan Lahat adalah tempat kembali teman-teman kosan gw yang hari ini akan berangkat.
Satu per satu mereka pamit pergi dan membuat kita-kita yang ditinggalkan sedih. Seperti kebiasaan para cewek kalo mau berpisah jauh dan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan lamanya, kita semua pun nangis tanpa malu-malu. Apalagi jarak mereka yang sangat jauh, kalo mau ngumpul untuk reuni alias kangen-kangenan beberapa dari kita harus rela pergi jauh hingga menyeberang lautan.
Eryu, teman gw yang berasal dari Tanjung Enim, Palembang, dengan dandanannya yang modis dan Chinese, berusaha nahan tangis sekuat matanya yang rada sipit itu agar air matanya nggak luber. Dia juga berusaha menenangkan gw agar tidak terlalu sedih, begini katanya, “miiaa.., jangan sedih, nanti kita bisa ketemu lagi qo’…!”. Namun begitu, gw tetap aja sedih dan ngeluarin air mata sampai dia udah mau berangkat dengan ojek jemputannya, karena dia adalah salah satu teman yang paling sering gw ledek akibat keusilannya yang suka kent*t sembarangan.
Usailah farewell party sederhana itu dan meninggalkan suasana kosan menjadi sepi sunyi karena tak ada lagi suara gelak tawa yang biasa membuat orang-orang yang lewat depan rumah kosan ini spontan nengok teraneh-aneh ke arah kosan.
Berdetik-detik, bermenit-menit, berjam-jam, hingga berhari-hari kami melakukan kegiatan rutinitas di rumah masing-masing dengan kebiasaan masing-masing. Ada beberapa dari kita udah mendapat kerjaan, ada yang belum menentukan nasib selanjutnya dirumah, dan gw yang mengabdikan diri sebagai penganggur sementara, hanya menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang (semoga) bermanfaat dan (menurut gw) asik dilakukan.
Menulis sesuatu yang menurut gw menarik untuk diabadikan dalam sebuah tulisan, dan mencurakhan segala pikiran maupun perasaan. Itulah yang paling sering gw lakukan. Di depan laptop berjam-jam ngetik dan sesekali melihat foto-foto yang gw setting sebagai screen saver, atau ngapain ajalah di depan laptop, yang jelas nggak bikin video amatiran gaya Shinta&Jojo.
Saat gw beristirahat sebentar, untuk mengistirahatkan mata, karena udah terlalu lama mata melototin layar kaca yang pantang menyerah itu, gw dapet panggilan di Hp gw dengan kode nomor telepon 0273……
Bagi gw ini nomor asing banget yang sebelumnya belum gw liat di list panggilan Hp maupun telepon caller Id gw yang dulu. Begitu gw angkat, terdengarlah suara cewek, dia berkata, “hey mia! Nggak usah sok imut!” sampai gw bertanya dengan suara yang sengaja gw imut-imutin, “ini siapa?”, itu cewek hanya ngejawab dengan mengulang kalimat yang pertama ia katakan tadi. Dengan pengulangan suara, akhirnya gw mengenali suara itu dan kemudian gw sebut namanya sambil ketawa, “Eryu!!!”
Tanpa basa basi, dan tanpa kangen-kangenan, Eryu segera mengutarakan maksudnya menghubungi gw. Bla..bla..bla..habdfvhbadjhbvjhdvbbd…, begitulah maksud Eryu nelpon gw dimalam yang hampir pekat. Ternyata dia mendapat panggilan dari kantor BCA hari itu untuk mengikuti tes di Jakarta Barat, Slipi tepatnya. Nahh kan gak begitu jauh dari rumah gw, maka dia minta kesediaan gw untuk menumpangi dia untuk beberapa malam beberapa hari, lalu gw sangatlah bersedia dia tinggal sementara di rumah (ortu) gw. Sampai akhirnya, gw menjemput cewek yang biasa gw sebut ‘Osin’ itu ke bandara Soetta *Soekarno-Hatta.
Perpisahannya udah nagis-nangis, terus sms-an selama diperjalanan mudik karena khawatir kangen, taunya bakalan ketemu sepuluh hari setelah berpisah kemarin, hi…hii…ha..haa…
Sekitar satu setengah jam gw menunggu di lobi, akhirnya gw menemukan dia dengan cepat meskipun suasana sangat ramai, karena ciri-cirinya yang sangat gw kenali. Eryu berdua dengan ibunya, celingak-celinguk sambil mencari gw. Dan happ!! Gw bisa mendekati mereka sebelum mereka lihat gw. Sentak Eryu terkejut dan spontan kita cipika-cipiki *ciumpipikanan-ciumpipikiri, dan cium tangan.
Lho???!! Qo cium tangan??! Siapa cium tangan siapa???
Saat itu juga gw jadi merasa sangat tua karena Eryu ketemu gw malah cium tangan, ha…ha…ha…. Namun, dia cium tangan sambil minta maaf…………………………
Bingung deh gw, qo Eryu dateng-dateng langsung minta maaf sama gw!!!?
Masa iya dia dateng ke Jakarta nemuin gw sekalian mau minta maaf untuk tiga tahun selama kita bersama!? *sinetron banget sihh..haha. Nggak selebay itu, teman-teman!!
“mia, maafin gua!!” begitulah kira-kira kata maaf yang diucapkan Eryu dengan bahasa Jakartanya yang berlogat Palembang. “kenapa sih yu??” tanya gw dengan penasaran dan perasaan yang khawatir juga. “gw mau balik lagi ke Palembang, sekarang juga!!!”. “HAH!!!” heran lah ya gw, masa baru nyampe udah mau balik lagi, ke pulau seberang pula! “yang bener yu??!! Kenapa?? Qo bisa!!? Iiih..,apa sihh??!”.
………………………………………….
Ayoo…kenapa cobaa….!!??
Cerita punya cerita, sesampainya Eryu di bandara Soetta Jakarta, setelah pesawat landing, dan dia mengaktifkan Hp-nya, tak berapa lama dia ditelepon seseorang. Perbincangan antara Eryu dengan yang nelpon itu tentunya gw nggak tau, karena kita nggak sempat cerita-cerita waktu pertemuan singkat itu. Eryu diminta orang itu untuk mengikuti tes calon pegawai BRI di Palembang, WAKWAW!!!!
Sebagai mahasiswa yang udah lulus dari universitas di perantauan, tentunya Eryu lebih memilih kesempatan kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal aslinya.
Hmmm…, mungkin Tuhan menjawab kalimat Eryu yang secara nggak sengaja merupakan do’anya untuk kita ketemu lagi, sewaktu farewell sederhana itu.
Ya sudah…, Eryu nggak jadi ke rumah (ortu) gw. Kita juga harus segera mengakhiri perjumpaan singkat itu, perjumpaan yang hanya berlangsung sekitar 13 menit saja.
Terhitung mulai dari misscall Eryu, yang mencoba nelepon gw saat dia celingukan mencari gw di lobi namun tak sempat gw angkat kita udah ketemu, hingga gw melihat jam di Hp untuk memperkirakan waktu keberangkatan dia kembali ke Palembang.
Dengan berbekal ‘Kemplang’, yaitu kerupuk khas Palembang, gw pulang ke rumah, sementara Eryu mencari tiket di area bandara. Orangnya nggak jadi ke rumah, kemplangnya pun jadi :D.
Dengan perasaan nggak enak, Eryu masih aja minta maaf ke gw lewat sms. Dia merasa udah ngerepotin gw dengan menjemput dia jauh-jauh, karena dia udah tau kalau dari rumah gw ke bandara jaraknya nggak begitu dekat. Kira-kira begini sms-nya, “maapin gw yaaa, gw sedih tww, gw ngerepotin yaa”. Lalu gw balas, “ah elu, ngerepotin aja, padahal gw pengen lebih direpotin lebih dari itu.” Dengan maksud gw berharap suatu saat nanti dia ke Jakarta lagi dan main ke rumah (ortu) gw.

0 komentar:

Posting Komentar