16.3.11

Hanya Untuk yang BETE!

Tak ayalnya manusia biasa, saya pun merasakan hal yang sama dengan yang lainnya, merasa bosan (yg dalam bahasa anak mudanya BT >> Boring Thinking) dan gak enak pikiran (alias BT juga >> Bad Temper).
Kenapa siih anak muda jaman sekarang seneng nyingkat2 kata!? Gara2 ada istilah2 itu, jd sediki2 orang pada bilang “BETE!”… “BETE!”… “BETE!”. Hahahh….., tapi ngapain jg nyalahin orang2 yg terlibat dalam penyingkatan kata2 itu, kalau emang ngerasa BETE ya BETE aja, salahkan perasaan dan pikiran yang BETE itu.
Hari ini, tepatnya tanggal 15 Maret 2011, atau mungkin dari kemarin (berarti tgl14) entah kenapa saya ngerasa sembut terus. Tau sembut???!! Sembut secara harfiah memiliki makna yang tak jauh dari BETE. Saya sendiri lupa itu bahasa daerah mana, karena saking banyaknya teman yang berasal dari daerah, dari sabang sampai merauke.
Tapi setelah dipikir-pikir, dirasa-rasa, dan dinanti-nanti jawabannya…, saya sedikit tau mengapa manusia diberikan perasaan BETE oleh Tuhannya.
Setidaknya saya ingin tetap (pura-pura) produktif meskipun sedang dihinggapi lalat…, ehh salah.., maksudnya dihinggapi BETE. Atau mungkin membuat kata BETE ini menjadi produktif, bukan hanya membuat inangnya mandeg dan pasif.
Ya Tuhan…., terimakasih Engkau anugerahkan kepadaku perasaan dan pikiran yang BETE ini. Dengannya aku memiliki kesempatan untuk lebih banyak diam, menangis, dan introspeksi diri.
Ya…, saat kita dirundung kepiluan, kesedihan, kepedihan, kesepian, kebimbangan, di saat itu pula lah kita akan mengeluarkan kata2 BETE kepada siapapun termasuk kepada diri sendiri.
Tapi…., sadarkah kalian, apa yang kita perbuat di kala virus itu berkembang biak pada inangnya!? Secara spontan kita akan lebih banyak diam, tak banyak memikirkan hal-hal berbau kesenangan, cenderung memikirkan penyebab BETE itu datang meski tak diundang, dan sebenarnya, di saat itulah waktu yang tepat untuk introspeksi diri. Apa yang menyebabkan kita merasa BETE?? Apa yang kurang dari diri kita?? Atau mungkin, apa yang belum kita kerjakan sehingga BETE punya kesempatan untuk masuk ke rongga hati dan pikiran, seperti jin yang mudah masuk ke rongga tubuh manusia yang tulang rusuknya renggang, hee….. :D
Coba bayangkan,, jika kita hidup tanpa rasa BETE, alias selalu senang, mungkin kita nggak akan pernah mencuri waktu untuk introspeksi diri, dan mencari kesempatan untuk lebih banyak diam dan merenung, selalu cenderung memikirkan hal-hal yang menyenangkan diri saja.
Mungkin seperti yang sedang saya alami sekarang ini, karena saat menulis tulisan gak berbobot ini pun saya sedang dirundung keBETEan yang saya sendiri gak bisa menafsirkannya.
Setidaknya…., saya masih bisa memanfaatkan waktu yang dikuasai BETE ini dengan memikirkan sesuatu yang (mungkin) telah lama saya lupakan, emm…, atau yang telah lama tidak difokuskan (bukan dilupakan, ralat ya!)
Di waktu senggang yang di rebut BETE ini mestinya harus diisi dengan memanjakan diri kepada Tuhan. Allah memang teman setia yang selalu ada kapan kita butuhkan, selalu hadir ketika kita mengundangNya, bersedia menemani tatkala semua pergi, dan pasti memberi apa yang kita nanti.
Jadi…, jangan pesimis dengan perasaan dan pikiran kita yang kadang-kadang BETE. Karena BETE bisa jadi adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki atau bahkan meningkatkan kualitas diri,, untuk lebih banyak diam,, sambil berpikir. :)

0 komentar:

Posting Komentar