12.3.11

Alternatif Ekonomis Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan metode perbanyakan bibit tanaman dengan cara yang modern. Perbanyakan bibit tanaman dengan cara konvensional yang umumnya dilakukan masyarakat membutuhkan waktu, tenaga, dan tempat yang lebih banyak. Sedangkan, perbanyakan bibit tanaman dengan metode kultur jaringan dapat dilakukan dalam keadaan yang lebih intens dan kondusif.
Konvensional
Kultur Jaringan (modern)
Tempat
Lahan luas
Dalam ruangan
Waktu
Tergantung musim
Sepanjang tahun
Tenaga
Tenaga besar untuk pengolahan tanah/media, perawatan tanaman, dsb.
Tenaga kecil, karena bekerja hanya di dalam ruangan
Proses pelaksanaan penanaman pada kultur jaringan berlangsung di dalam ruangan dengan berbagai alat dan bahan tertentu. Jika pada metode konvensional harus terkena teriknya sinar matahari, berkeringat, dan kotor, maka pada metode kultur jaringan sebaliknya, kita bekerja di dalam ruangan ber-AC, sejuk, dan lingkungan yang aseptik.
Namun demikian, metode kultur jaringan memiliki beberapa kekurangan, yaitu biaya investasi awal yang sangat mahal dan membutuhkan keahlian khusus.
Mengingat kultur jaringan membutuhkan peralatan yang modern serta bahan-bahan kimia untuk proses pelaksanaannya, maka dibutuhkan modal awal yang sangat besar untuk membeli peralatan sebagai investasi usaha. Peralatan utama dalam kegiatan kultur jaringan di antaranya yaitu: autoclave, LAF (Laminar Air Flow), aerator, botol kultur, alat menanam standar lab. (pinset, scalpel, mata pisau, spatula, gunting, petridish), peralatan lain yang mendukung proses penanaman maupun pembuatan media (bunsen, sprayer untuk alkohol, masker, jas lab., timbangan balance/analytic, gelas ukur, dll.), serta rak-rak untuk tempat penyimpanan tanaman kultur.
Selain itu, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kultur jaringan terdiri dari bahan-bahan kimia untuk media maupun hormon yang dibutuhkan (agar bacto, sukrosa, bahan-bahan media MSo yang umum dipakai untuk semua jenis tanaman, dll.), dan bahan-bahan untuk proses sterilisasi eksplan (deterjen, fungisida, bakterisida, antibiotik, HgCl2, dll.).
Berhubung kultur jaringan dapat dibuat dengan skala rumah tangga, pengadaan metode kultur jaringan dapat dibuat dengan berbagai alternatif, mulai dari alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan. Seperti LAF (Laminar Air Flow) dapat diganti menggunakan enkas.

LAF (Laminar Air Flow)

Enkas
Autoclave listrik dapat digantikan dengan autoclave manual atau bahkan dapat digantikan dengan dandang biasa.

autoclave listrik
autoclave manual
Selain itu, bahan-bahan yang harganya mahal dapat digantikan dengan bahan-bahan yang harganya lebih ekonomis dan mudah diperoleh, seperti agar bakto dapat digantikan dengan agar swallow (yang biasa untuk konsumsi), sukrosa dapat digantikan dengan gula pasir, dll.
Hal ini merupakan kabar gembira bagi mereka yang ingin membangun perusahaan kultur jaringan skala rumah tangga. Karena modal yang dibutuhkan dapat ditekan sekecil-kecilnya hingga kurang lebih mencapai 5 kali lipat.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Kami menjual bibit pisang kuljar.Spek : Pisang Barangan tinggi 20-40 cm stok
5000, bibit.pisang kepok kuning dll,harga Rp 5000. Kami juga menjual Krisan dan
jati kuljar.terima pesanan dalam jumlah kecil maupun besar.Kami juga terima
tender pemerintah.telp:081697357313.Alamat Reni jaya jl
Kesehatan,Pamulang,Tangerang Selatan

edhi sandra mengatakan...

memang untuk memasyarakatkan kultur jaringan ada 2 arah, yang satu ke arah industri besar, ini akan di lakukan oleh investor besar. Tapi arah yang lain adalah skala rumah tangga, yang dalam pelaksanaannya semua aspek ditekan agar mampu menekan biaya ....tapi konsekuensinya, perlu adanya modifikasi dalam pelaksanaan teknisnya. Walaupun dalam skala rmah tangga bukan berarti boleh tidak steril, standar dalam kultur jaringan tetap sama, perlu sterilitas yang tinggi, tapi dalam pelaksanaannya dimodifikasi disesuaikan dengan keterbatasan yang ada. Justru disinilah yang sulit standar tetap harus tinggi tapi kondisi jauh dibawah, maka berbagai kegiatan teknis tambahan perlu dilakukan....
mari kita tekuni kultur jaringan skala rumah tangga sehingga lambat laun kita akan familier dan terbiasa melakukannya....semoga Indonesia akan dibanjirioleh praktisi-praktisi kultur jaringan yang handal baik dalam skala industri maupun skala rumah tangga...
Terima kasih banyak Mbak Mia atas proaktifnya mnesosialisasikan kultur jaringan ke masyarakat...semoga sukses...

agung mengatakan...

wah artikelnya judulnya sama tapi punya saya kultur jaringan tumbuhan mas untuk sma

Anonim mengatakan...

mantef nih

Posting Komentar