........SELAMAT HARI TANI
NASIONAL YANG KE-52.........
Seperti pada umumnya, memperingati hari penting itu selalu ada pengharapan, cita-cita, doa, dsb. Peresmian Undang-undang pokok agraria pada
tahun 1960 di jadikan sebagai Hari Tani Nasional bagi Indonesia. Dari tahun ke
tahun hari penting ini selalu diperingati dengan aksi demonstrasi para petani
untuk membela haknya sebagai produsen utama bahan pangan.
Protes petani yang meminta agar pemerintah
menghentikan impor bahan pokok tak dienyahkan. Memang merupakan situasi yang
dilematis, karena produksi dalam negeri yang dianggap belum memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat.
-----------------------------------------
Nggak kebayang jika kesejahteraan petani
terlupakan, yang mengakibatkan terjadinya transmigrasi, petani di desa hijrah
ke kota demi mendapatkan pekerjaan yang
dianggap lebih layak, dan tentunya lebih menyejahterakan, padahal belum tentu.
Sudah banyak lahan-lahan perkebunan yang jadi
korban investor-investor asing untuk dimanfaatkan kepentingan negara mereka
sendiri, contohnya seperti perkebunan kelapa sawit.
Tanah....tanah kita, wilayah...wilayah kita,
pekerjanya sebagian besar dari kita, plasma nutfahnya jg mungkin dari kita,,
tapi sayangnya orang Indonesia hanya dijadikan kuli, yaa meskipun bernilai baik
karena terbukanya lapangan pekerjaan.
Saya selalu geregetan jika mmembahas masalah
pertanian, apalagi yang berhubungan dengan pangan, perkebunan.
Temen-temen semua pasti tau kalau tempe yang
menjadi icon makanan orang Indonesia kebanyakan berasal dari kedelai impor,
kita mengimpor kedelai paling banyak dari Ameria Serikat. Akibat ketergantunga
impor, sekitar tahun 2007/2008, negara kita nyaris kehabisan stok kedelai, so,
harga tampe jadi melambung, kenapa bisa naik?? Dari info yang saya dapat hal
itu terjadi karena negara importir
tersebut mengalihfungsikan lahan produksi kedelai menjadi lahan produksi jagung.
Alasan mereka, karena jagung disinyalir menjadi sumber bioethanol, bahan baku
yang menjanjikan sebagai pengganti bahan bakar (bahan bakar alternatif).
Banyak juga spesies jenis tanaman tertentu yang
diambil dan dibawa oleh penduduk negara lain, kemudian dikembangkan di sana,
dan hasilnya dijual sebagai produk baru, dijualnya pun di negara kita juga. Selain
itu, ada pula yang melirik komoditas ini dan itu yang telah diketahui manfaat
dan pengembangannya, so, mereka berani menanam saham sepenuhnya untuk
memproduksi, hasilnya dibawa untuk kebutuhan negeri mereka.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh kasus
perdata menyangkut masalah dunia pertanian hulu hingga hilir. Sangat wajar jika
para petani selalu melakukan aksi protes, demo, kepada pihak pemerintah karena
meskipun petani yang mengerjakan tetap pemerintahlah yang memiliki kekuasaan.
Lagi-lagi hanya bisa berharap, Semoga Indonesia
bisa segera MERDEKA dari ketergantungan impor dan penguasaan pihak ketiga,
mampu mewujudkan bangsa yang MANDIRI dan mencapai kesejahteraan masyarakat
desa.
0 komentar:
Posting Komentar